Selasa, 01 Agustus 2017

Apresiasi Untuk Si Penulis Ini

"Sya bukanlah penulis sekelas Donal yang tulisanya kritis  bukan juga setara Almunawar yang tulisanya membangun dan tidak juga selevel  penulis sastra Neno Karlina Paputungan yang puisinya mampu menguncang Ars. Saya hanyalah orang yang turut mengambil bagian dalam kenangan,karna ada ungkapan bahwa "Menulislah maka kau akan dikenang" Cukup disitu.titik.Ok 
Donal Qumadiansyah Tungkagi
Sebagai penonton dan penikmat setiap  tulisan, saya justru berpatut bangga dan hormat kepada kepada penulis muda ini, sahabat Donal Qumadiansyah Tungkagi, Diqiti begitu saya menyapnya. Saya dan sahabat donal cukup bisa terbilang seperjuangan,sedarah dan sepiring berdua, seperjuangan karena kita sama2 dari perantauan, sedarah karena kita sesuku dan sepiring berdua karena memang kita pernah berbagi makanan di kantor redaksi Gorontalo yang juga ditempati kami sebagai tempat kos.
Mulanya, kita memulai karir dari sama-sama menjadi kulit tinta pada media cukup terkenal di gorontalo mulai dari media radio, online hingga cetak, selama itu pula banya terobosan yang kita lakukan, dari memberanikn diri live report meskipun kecapakan bercerita masih terbata2, bagi kami melaporkan sebuah berita radio meski tidak terstruktur namun rasa senang itu luar biasa krna bisa mendengarkan suara melalui radio. “Sanang skli Pa (dlm logat gorontalo)” Cetus saya ketika mendengar suara saya sendiri. Hehehehe…
Lanjut cerita,sya memutuskan untuk pulang ke kampong tinggalah sahabat donal di gorontalo..kepulangan saya dari gorontalo diikuti dengan putusnya komunikasi dengan sahabat ini.seiring berjalanya waktu dia muncul dengan tiba2..dia muncul sebagai superhero yang menyelamatkan ribuan anak-anak muda sebagai aset masa depan dari sebuah daerah. Dia muncul bukan sebagai superman dalam tayangan film  yang menyelamatkan ratusan penumpang ketika jatuhnya pesawat di tanah lapang. Tapi dia sekedar ada karena keprihatinannya terhadap anak muda yang mulai bersikap “Hedonis”, dia mulai membangun diskusi2 kecil, mempersentasekan buah karya bukunya hingga mengisi pelatihan karya tulis ilmiah bagi kalangan anak muda. Bagi donal Literasi adalah harga mati karena itu adalah pintu gerbang menuju kemerdekaan, dengan tulisan kita bisa mengubah dunia. Apresiasi setinggi2nya untuk sahabat Diqiti, sebagai akhir dari sebuah cerita. Saya ingin menutup dengan satu kata sacral saja. “Menikahlah”