Senin, 11 Maret 2013

Mendulang Kesuksesan Didalam Perut Bumi


Teringat sebuah film inspirasi dengan judul Negeri 5 Menara “Man jadda wajada”, artinya siapa yang bersungguh-sungguh, niscaya ia dapat. Begitu ungkapan seorang guru dalam memotivasi para siswa-siswinya, ketika sebuah pisau  yang dihantamkan pada sebatang kayu yang besar, terus, terus, dan terus akhirnya terpotong juga.

Petikan sebuah peristiwa yang sangat mensiprasi itu, membuat ku terbangun dalam tidur yang panjang setelah sempat bermimpi dan berhayal. “ jika kita ingin uang maka kita harus bekerja” yaa..bekerja.
Hari ini, minggu 10 maret 2013, saya dikejutkan dengan salah seorang Warga Mopuya Kecamatan Bone raya, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.
Kata dikejutkan disini bukan hal yang berbaur negatif, akan tetapi lebih kepada hal yang bersifat Positif, dan jelas menginspirasi.

Orang tua Pria, yang bertubuh lemah berpenampilan “Rakyat”, layaknya orang yang tak punya apa-apa, Saini namanya, saya terkejut dengan sosok pria itu, setelah dikejar deadline untuk membuat berita dengan pos Liputan Kriminal, semuanya hilang seketika ketika  berbicara dengannya.
Saini dengan raut muka yang lemah itu, ternyata sudah mampu menanggung beban hidupnya sejak kelas dua Sekolah Dasar (SD), Sejak orang tuanya meninggal. Diceritakannya, pada  waktu itu, ia sudah mulai bekerja, berpindah-pindah, dari kerja satu, ke tempat kerja lainya. Bahkan ia sempat pergi ke luar daerah Gorontalo, menado, bitung hingga Kotamobagu hanya untuk menyambung Hidupnya.
Usia yang bisa dikategorikan sebagai ucapan Gorontalo “masih lagi” itu ternyata, meraih kesuksesaanya pada usia yang ke  50 tahun, setelah bekerja sebagai seorang buruh penambang tulen, langkah awal yang ia gunakan adalah dengan mengambil resiko diusia yang “masi lagi”,  membuat ia saat ini hidup dengan semua berkecukupan.

Hal yang biasa, jika orang yang pulang dari tambang dan sukses , namun bekerja tambang dari usia SD, itu baru luar biasa. Tak sampai disitu, bahkan ia pun selalu memberikan motivasi dan kontribusi bagi karyawan dan pemerintah setempat dalam pembangunan infrastruktur, salah satunya sebuah mesjid dan  jalan yang berada didesanya. Ia juga tak pernah lupa bahwa masih banyak rakyat diluar sana yang butuh uluran tangan orang-orang sukses.

“Insyallah, 20 persen harta saya, saya peruntukkan kepada rakyat kurang mampu “ ucapnya sembari minum kopi bertiga dengan salah satu rekan  saya.
Saini warga lokal yang berjiwa rakyat mampu menunjukan kesuksesaan itu dengan berpedoman pada pepatah klasik arab  “Man jadda wajada” segala sesuatu kalau dikerjakan dengan sungguh-sungguh dengan upaya dan niat yang kuat, insyallah akan ada sesuatu yag terturkarkan.

Sosok manusia  yang bekerja keras  mendulang emas didalam perut bumi  hanya demi satu tujuan yang ingin  dicapai yakni  Kesuksesan.

  


Senin, 04 Maret 2013

Wartawan Majalah Bobo??




TAMPANG wajah yang serius, hati yang penuh harap,ditambah lagi dengan naiknya andrenalin, rasanya ingin berada digarda depan sambil berteriak,"ayo tunjukan keahlianmu"  ketika  menonton salah satu program kontes music/vokal di stasiun Tv Nasional dalam program X Factor.
Pada malam itu, setelah masuknya puncak keseriusan dimana juri-juri sedang mengambil pertimbangn untuk menilai para kontestan "Andalan", menyusul dengan salah satu MC mengatakan," sebelum kita dengarkan hasil dari juri, marilah kita lihat dulu pesan-pesan berikut ini"
Puncak jiwa semangatpun turun dan kembali normal setelah beberpa iklan ditayangkan. tiba-tiba Henphone berdering nada sms,  " bro ada kebakaran dijalan Hos cok0roaminoto, segera merapat kesana". kurang lebih seperti itu bunyi sms tersebut.

Ketika sesampainya dilokasi, bersyukur karna momentnya pun belum terlewati, Kamerapun siap ditembakan. Api-api kecil yang masih melahap beberapa barang cukup menggambarkan bacround kebakaran.
bagi seorang Wartawan apalagi Photografer, moment itu sangat penting, bahkan lebih penting dari malam pertama..hehehe..
menurut keterangan   warga, dimana pemilik rumah  bernama katakanlah Am. bertempat dijalan Hos Cokroaminoto Kota selatan, Kota Gorontalo, tanpa berkata lebih, warga itupun langsung pergi.
informasi ini kurang puas, sebelum menemui korban langsung untuk diwawancari.
berjalan sambil bertanya,sering-sering menyelinap  di samping mobil Pemadam Kebakaran (Damkar) ,dan akhirnya dapat juga. 

Dari kejauhan saya melihat sosok Narasumber menggunakan baju orange, memakai cicin layaknya pria sejati serta memakai topi ala Maherzain. perlahan-lahan mendekatinya, mencari celah dan spontan untuk mulai bertanya, " Pak, saya dari pers" kataku. sebelum melanjutkan pertanyaan, saya dikejutkan dengan sapaannya " adduuuhh, maayyeee, saya lagi histeris nih," .
Alangkah terkejutnya saya, ketika mendengar suaranya, ternyta si Am ini, merupakan species manusia Amfibi, ketika menengok keatas, papan nama bertuliskan Kapsalon, wahhhh, ternyata yang terbakar adalah kapsalon.
suasana kepanikan, antusias, saat menonton X factor langsung diredupkan oleh pertemuan itu, tanpa memberikan kesemptan saya bertanya, Am langsung menyambungkanya dengan kalimat
 " kalau mo dilihat wajah mu,  cocoknya jadi wartawan majalah Bobo." terang Ia kepada saya dengan nada tertawa kecil.
Gila ngana Am...!!”,tegas saya, sambil melihat api melahap rumahnya perlahan tapi pasti, Mudah-mudahan..