Selasa, 14 Mei 2013

Tumbuhkan Jiwa Moposad


Bolaang Mongondow – Sudah lama kata ini tak terdengar lagi, padahal “Moposad” ini merupakan tradisi Bolaang Mongondow (Bolmong)  zaman dahulu yang cukup dikenal, nuansa kekeluargaaan, persatuan dan solidaritas, juga gotong royong warga masyarakat Bolaang Mongondow.

Disaaat tiba musim panen padi (Payoy), pemilik padi tersebut mengundang warga kampong untuk bekerja memanen bersama, orang-orang tersebut yang paling dekat adalah dimulai dari tetangga, jika tiba saat itu, suasana pun berubah menjadi terasa bersahabat, kekeluargaan saat bekerja.

Walaupun kondisi cuaca panas, tak terasa sebab diringi dengan canda dan tawa saat bergotong royong dalam bekerja memanen padi tersebut.

Resiko bagi tuan tanah adalah dengan  siap membuat makanan dan minuman seperti tinutuan untuk dimakan sehabis bekerja.


Seiring berjalan waktu, tradisi ini kian memudar, karena muncul Zaman dimana kesadaran tentang Uang merasuki pikiran manusia sehingga munculah kontrak kerja yang dinamakan dengan “Harian”.
 
Meski tradisi ini telah hilang ditelan Zaman, namun insyallah kedepan tetap harus berada didalam diri setiap warga Bolaang Mongondow. Tugas Inaton (kami) adalah menanamkan kembali jiwa Gotong Royong (Moposad ) itu, pada setiap diri sanubari warga  masyarakat Bolaang Mongondow.
Senyum dan tawa para remaja saat bekerja "baku tulung" disebuah pesta pernikahan

Berbeda dengan contoh lain dimana pada sebuah pesta pernikahan sebelum memasuki resepsi pernikahan, warga masyarakat datang turut hadir untuk mempersiapkan pernikahan tersebut dalam hal ini dinamakan dengan  “ baku tulung” mulai dari awal persiapan, diawali dengan “ Ambe Piring” hingga pembubaran pesta “ Los” yang didominasi para remaja.

Siapa Yang Duluan Lahir, Mongkonai Atau Bolaang Mongondow


"Hanya sekedar share tulisan, minta maaf kalau kita salah menulis hal ini, Tunduon pa,aka no'i tala"

            Bolaang Mongondow - Berbagai usaha dan upaya untuk  mencari historis desa di berbagai sudut Bolaang Mongondow, mengidikasikan bahwa ternyata ada sebuah relasi yang kuat Antara historis desa mongkonai dan  Bolaang Mongondow.
Sumber resmi menjelaskan, bahwa desa mongkonai lahir dari bahasa suku bantik  dengan kata Alu Manai yang arrtinya “Ular Hitam”. Konon katanya Suku bantik menetap di Desa Mongkonai, dan salah satu anak dari kelompok suku tersebut melihat ular hitam hingga dinamai dengan bahasa bantik  “Alu Manai”
Sementara itu, Salah satu pakar sejarah Ariel Joutje Koapaha Paputungan  dalam makalahnya  Sejarah silsilah, dan diaspora Marga paputungan / Makalalag sulawesi utara menjelaskan, Leluhur bantik adalah leluhur masyarakat asli Bolaang Mongondow dimana Punu Mokoludut merupakan leluhur raja-raja bantik.
 
Tugu marlina yang berdiri kokoh di persimpangan  tiga.Mongkonai
Menurut cerita  suku bantik ini pada awalnya berasal dari wilayah sulawesi tengah yang berimigrasi pertama kali diwilayah bolaang mongondow, kemudian mereka ikut dengan pasukan bolaang mongondow , untuk memerangi suku-suku minahasa. Tapi ketika pasukan Bolaang Mongondow dikalahkan oleh pasukan minahasa, mereka tetap tinggal di sekitar teluk menado dan tidak mau kembali ke wilayah Bolaang Mongondow.

Sementara itu suku bantik yang telah mengalami kekalahan mereke berimigrasi ke pulau panimbulrang, disana mereka hidup tentram  namun sayangnya pulau tersebut mengalami bencana sehingga seluruh perkampungan tenggelam dan merekapun menyeberang kembali ke Sulawesi Utara. Hingga kini letak dari pulau tersebut tidak ada yang mengetahui. Dari dasar ini maka menurut saya , Ada kemungkin besar dari penyesuaian Hitoris, dimana  Mongkonai merupakan warga pribumi Asli Sebelum Bolaang Mongondow  .Dua daerah yang lahir dengan suku yang sama.


Senin, 13 Mei 2013

Sang Saka Memudar, Dihalaman Rumah Bupati


Bolaang Mongondow – Bendera sang saka merah  putih di halaman Rumah Dinas (Rudis)  Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong) nampak pudar, hampir  tidak terlihat warna merah dan putihnya, tiang bendera yang sudah  berkarat serta ditutupi tangkai-tangkai pepohonan. 


Bekas Rumah dinas mantan Bupati yang terletak puncak Ilongkow terlihat seperti “Rumah Hantu”. Selain bendera, pemandangan di kompleks rumah dinas itu pun sangat berantakan. Rumput-rumput liar kian meninggi menutupi halaman Rudis tersebut. Pemandangan di kompleks Rudis itu hampir tidak terawat

Jika tidak salah, persoalan bekas rumah dinas ini masih masih menjadi kotroversi kabar terahir pada  tahun 2012, dimana penyerahan aset Bolaang Mongondow (Bolmong) salah satunya rumah dinas ini masih meberikan tanda tanya, milik siapa ?? Semntara para politisi sibuk dengan pesta demokrasi saat ini di kotamobagu.

Sabtu, 11 Mei 2013

Mongkonai Dukung Terbentuknya Provinsi



Kotamobagu – Kelurahan Mongkonai Kecamatan Kotamobagu Barat mendukung penuh terbentuknya Provinsi Bolaang Mongondow Raya (PBMR), Hal ini terlihat dengan berdirinya sebuah baliho disudut lapangan bertuliskan “Kami pemuda dan remaja mendukung terbentuknya pembentukan Provinsi Bolaang Mongondow Raya (PBMR).
Foto : Mu Korompot 

Seperti diketahui bahwa, Proses Pembentukan  Provinsi Bolaang Mongondow Raya hingga kini masih menuai Pro dan Kontra. 
Hal ini juga terlihat dibeberapa Grup Media Social, terdapat perdebatan Argument yang cukup alot terkait dengan pembentukan Provinsi yang direncanakan itu.
Meskipun begitu,  persoalan pembentukan PBMR tersebut harus dan wajib dibentuk mengingat berbagai potensi yang ada serta agar tercapainya kesejahteraan masyarakat Totabuan Bersatu.