Sabtu, 05 Oktober 2013

Hanya Sekedar Simpati Saja

Perkenalan bermula dari sebuah Media Online yang dinamakan dengan “Wechat” Pertemuan itu tidak cukup lama, hanya berkenalan dengan menggunakan Media Social wechat yang juga merupakan media hampir sama persis dengan Facebook, hanya saja ada beberapa Item dan Fitur yang tak bisa kita ketahui, dan sifatnya  “Privasi”.

Ia seorang  wanita, Berjilbab sesuai dengan Foto Profil yang Ia pasang,  tak tau seperti apa karakternya, Maklumlah kita belum langsung bertatap muka, tapi yang jelas dari gambar-gambar yang Ia buat mampu menggambarkan sifat keaslinya. Apapun yang ia rasakan selalu saja diungkapkan dengan Gambar-Gambar Itu.

Dibawah ini beberapa karyanya yang hanya digambar dengan sebuah peralatan mengambar seadanya.


Saat Sang Pria Memberikan Bunga Kebahagian
kepada Sang Istrinya.
 Ini membuktikan bahwa Kebahagian itu bukan dinilai dari
semahal dan sebesar apa materi yang kau berikan tapi ketulusan, kecintaan dan kesetian itulah yang perlu

Entah Siapa Ini, yang pasti  seorang kekasihnya

Gambar dihutan yang dikeliling pohon rindang sambil berdua
 rasanya ada kebahagian dan harapan disana

Mungkin Dia lagi sedih..Kasihan
Apapun yang terjadi tetaplah tersenyum
Inilah dia


Hidup itu bagaikan seperti gambar-gambar itu, ada Harapan, Impian, Senang, Sedih tapi pada akhirnya Kau adalah kau sebenarnya. Semangat dan terus berkarya Prily Dotulong..

Selasa, 10 September 2013

Rindu Dengan Bangselang

Bolaang Mongondow – Jauh berpuluh-puluh tahun lalu kata Bangselang sering terdengar di telinga kita apalagi kalau saat malam tiba. Kata Bangselang menggambarkan sosok manusia yang jahat dan bertubuh besar, tugasnya adalah menculik anak dan membunuhnya, salah satu bagian tubuh dari anak tersebut akan diambil dan ditanam dalam suatu bangunan entah itu Jembatan, Mall dan Perkantoran tujuanya agar bangunan tersebut bisa tetap berdiri dengan  kokoh dan kuat.
Ilustrasi 
 Menurut perkataan orang tua dulu, Bangselang ini sering keluar malam berjalan diseputaran Bolaang Mongondow untuk menculik anak dan memenggal kepalanya serta badanya dibuang. Sosok bangselang ini pun digambarkan dengan manusia yang berbadan besar dan wajah yang sadis.

Fenomena ini menjadi kebiasaan bagi masyarakat setempat untuk menakut-nakuti seorang anak.  kata bangselang kerap muncul saat anak-anak keluar malam, “Lua’i au, Oyu’on in Bangselang ” yang artinya jika anda keluar maka akan ketemu dengan bangselang. Meski banyak anak-anak yang tetap memaksa untuk keluar tapi sebelum jam sembilan malam ia akan pulang dengan secepatnya. Sebuah mantra yang ampuh meski Bangselang ini tidak pernah dilihatnya.

Seiring berjalanya waktu, Kata Bangselang kian memudar bahkan hilang ditelan zaman, kini anak-anak bebas keluar malam dan pulang kapan saja Ia mau. Rindu dengan  Sebuah kata mantra ajaib itu, kapan lagi ia ada di bumi totabuan ?!

Jumat, 19 Juli 2013

Belajar Hidup dari Dudung

Sebuah petikan kalimat yang cukup menginspirasi Yakni “ Kita berjuang untuk hidup, ataukah untuk hidup kita harus berjuang ” pekikan sebuah kalimat yang penuh makna. 

Salah satu pria keseharianya berprofesi sebagai petani membuat mata ini   terbuka lebar, sesaat ketika melihatnya  melintas didepan rumah. Saat itu, ketika hujan begitu deras terlintas seorang petani yang memakai baju kusut, penutup kepala  serta membawa  hasil pertanian dengan bersepeda, tak kenal hujan dan panas ia tetap berjuang demi memenuhi kebutuhan pribadinya.

Dudung namanya, Pria asal Mongkonai Kecamatan Kotamobagu barat, berjuang demi memenuhi kebutuhan pribadinya. Tak kenal hujan, panas, badai Ia tetap harus pergi ke kebun untuk mencari nafkah. Tuntutan hidup memang mendesak Ia untuk tidak mengenal sakit. Terkadang kita lupa orang-orang disekitar kita butuh untuk diperhatikan
Sosok seorang yang tekun, bekerja dengan ribuan benih dan bibit yang berukuran kecil dan luas lahan tentu membutuhkan ketekunan. Belum lagi mengelola lahan, memupuk tanaman, menjaga dari serangan hama dan penyakit serta memanen hasil sesuai umurnya tentu juga bukan pekerjaan asal-asalan.

Ditangannya,   nasib kebutuhan pangan manusia digengamanya profesi sangat keras bukan hanya memenuhi perut diri, namun menjamin kebutuhan pokok umat manusia. dititik inilah Dudung sanggup bertahan demi menjaga misi mulia.

Disi lain sisi dudung yang hanya bertamatan Sekolah Dasar (SD), hidup dengan kedisiplinan yang sangat tinggi, lihat saja sebelum ayam berkokok Ia sudah bangun. begitupun seterusnya,  Ia berfikir untuk tetap bangun pagi lebih utama daripada menghabiskan waktu untuk melepas lelah, Hidup dalam kedisiplinan adalah karakter yang harus melekat padanya. Dudung memang mengajarkan kita tentang makna dibalik perjuangan hidup ini.


Sabtu, 06 Juli 2013

Pemuda Setengah Tiang


Pemuda merupakan sebuah generasi penerus bangsa ini, beberapa ungkapan menjelaskan tentang kepemudaan, ada yang bilang bahwa pemuda adalah agent perubahan, ada juga yang katakan bahwa pemuda adalah generasi perusak, contohnya keterlibatan tawuran, minum-minuman keras dunia gelap yang lebih didominasi oleh pemuda sehingga citra pemuda merosot drastis , Lantas apakah masih ada kesemptan untuk memperbaiki semua itu ?? iya, masih ada. Namun kali ini saya tidak akan membahas persoalan itu,Saya tidak ingin bercerita  panjang baik dan buruknya pemuda itu, yang menjadi keprihatinan saya memanfaatkan momentum Pemilu  Legislatif  atas dasar bukan kemauan murni  mereka, akan tetapi paksaaan dari orang-orang yang ada dibelakangnya, orang tua dan keluarga.

Inilah yang menjadi prihatin, memang banyak sebagian pemuda yang terlibat dalam pencalonan Legislatif Kotamobagu 2014 nanti, namun tidak sedikit yang masuk didalam rana itu atas paksaan dari keluarga terdekat. Ketika ditanya apa tujuannya, ia pun menggelengkan kepala tanda tak tau, apalagi ditanya soal fungsi dari legislatif. memang saya tak pintar soal ini, apalagi soal Tupoksi lembaga tersebut, tapi melihat peristiwa ini saya cukup terharu, sangat dramastis rasanya.

Salah satu tokoh pemuda keturunan cina, yang berjuang dizaman Soekarno yaitu Sho Hok Gie, mengajarkan kita tentang kepemudaan, Ia melawan segala penindasan dengan tulisan-tulisannya, keterlibatan dia diberbagai organisasi, Film “jadi president” yang menceritakan tentang seorang Ofice Boy (OB) yang menjadi Presiden.

Disinilah kita bisa melihat bagaimana peran seorang pemuda bukan hanya sebatas ‘Iko Rame” dalam pesta, akan tetapi tau dan mengerti tentang maksud dan tujuan dari iko rame tersebut. Dan harus menjadi pegangan buat kita, saya, kalian, dan anda pemuda yang saat ini berjuang memperebutkan kursi Legislatif Kota Kotamobagu.  

Memang, sudah saatnya pemuda mengambil bagian dalam pesta legislatif nanti, tapi harus atas kemauan dan niat yang murni serta lahir dari jiwa pemuda itu sendiri, jika tidak, maka siap-siap mengangkat bendera setengah tiang dan menyanyikan lagu hening cipta tanda pemuda telah mati.


Kamis, 20 Juni 2013

Berlayar di Televisi

Ada sebuah tayangan film yang menceritakan tentang negeri perbatasan dengan tetangga (Malaysia ), tepatnya di Indonesia bagian barat yakni Kalimantan barat.

Diceritakanya, sebuah Kehidupan yang hidup dengan tata krama, Sopan serta Demokratis. Di kampung tersebut hidup seorang Kakek yang berumur sekitra 70an tahun, kakek ini mempunyai Dua orang cucu, Pria dan Wanita berumur sekitar 10 tahun, itu berarti duduk di Sekolah Dasar  (SD). Kakek yang setiap harinya menceritakan cerita perjuangan kemerdekaan kepada cucunya ini dengan semangat 45. sehingga setiap baru beranjak kesekolah para cucu tadi meluangkan waktu untuk mecium bendera merah putih tanda hormat. Selain itu  di kampung tersebut bendera Merah Putih hanya ada satu orang, yaitu Kakek itu sendiri. Saya cukup tersentuh menonton Film yang berdurasi 40 menit itu, ada sebuah Gejolak yang membakar semangat juang. Anehnya juga, Lagu kebangsaan dinyanyikan bukan lagu wajib akan tetapi lagu yang nyanyikan adalah lagunya Koes Plus dengan Jdul “Kolam Susu”. heran... Dalam perdagangan, mata uang yang dipakai menggunakan Mata uang Malaysia (Ringgit) Sungguh terlalu..

Setelah berlayar selama 40 menit mengarungi lautan film inpirasi itu, terbesit daerah kelahiran saya yakni Mongondow Bolaang, Jika cerita tadi ditarik ke Bolaang Mongondow maka ini tentunya persis sama, Budaya adat istiadat bahasa kian memudar.

Salah satu contoh, saat saya pernah berkunjung ke rumah teman, terdengar percakapan antara pemuda  “ Utat Ko onda iko?” tanya pemuda A, lantas pemuda B menjawabnya dengan “ Jangan bahasa planet kuaa,” ini salah satu fakta dari yang ada dilapangan, sebuah persitiwa yang bukan macam-macam lagi. Kalaupun saya terlalu mengebu-ngebu itu adalah salah satu bentuk Keprihatinan. Sebagai orang mongondow korot  saya menentang dengan orang-orang yang beranggapan atau sengaja serta gengsi memakai bahasa budaya kita. Pernahkah kita berfikir bahwa segala sesuatu yang ada dibumi totabuan ini adalah sebuah warisan leluhur kita,?! Pernahka kita berfikir bahwa bahasa merupakan bahasa pemersatu?! Cobalah untuk merefres sejenak tentang hadirmu disini.


Jangan sampai persitiwa yang ada di bumi totabuan akan terjadi seperti diatas, orang2 akan malu menggunakan bahasa, memakai budaya adat kita, jika nantinya itu terjadi maka siap-siaplah kita akan tumbang dan tak akan pernah bangkit kembali Mongondow tinggalah kenangan sebuah tayangan Film yang pernah ada di ilustrasikan kembali melalui televisi Tinggal sejarah. 

Senin, 03 Juni 2013

KPU Kotamobagu Diserang

Kotamobagu.- Ratusan personil diturunkan untuk mengamankan aksi masa pendemo yang tidak puas menerima keputusan KPU KK, Senin, (03/06) Siang Tadi.

Sejumlah kesatuan dan personil diturunkan diantaranya Kesatuan Brimob Polda Sulut, Brimob Kompi Inuai, personil Polres Bolaang Mongondow dan 1 mobil Watercanon, Barracuda serta beberapa alat perang lainya.

Masa Aksi yang telah dilumpuhkan
Masa aksi yang tidak menerima keputusan KPU terpaksa harus berbuat anarkis hingga menyerang dan melemparkan bom ke arah  Kantor KPU KK,  Sehingga situasi pun tak bisa teratasi.

Pasukan  pengamanan yang berseragam lengkap dengan  senjata ditanganya terpaksa harus membuang tembakan peringatan, Namun masa tidak peduli, sehingga polisii melumpuhkan 3 orang. Alhasil kondisi pun bisa teratasi. 

Itulah hasil Serangkaian simulasi Pihak Keamanan dalam rangka menjelang pilwako KK yang rencananya akan dilaksanakan pada Senin (24/06) nanti.

Minggu, 02 Juni 2013

Potulungan

Bolaang Mongondow – Masih banyak Orang Mongondow yang tak tau dengan persoalan adat gotong Royong ini, Gotong Royong yang berarti “Baku Bantu “ ini, tidak terlepas dari persoalan prosesi yang dilakukan, selain baku bantu dengan memberikan sumbangsi berupa tenaga, ternyata terdapat juga prosesi Gotong Royong dengan memberikan semacam Bahan Pokok. Dalam suatu contoh misalnya.“Ada sebuah pesta pernikahan,maka para tamu yang diundang akan memberikan bahan pokok berupa Beras, Laksa,Garam, Teh, Gula, serta bahan-bahan kering lainya,(Tergantung pada kemampuan materi oleh tamu). Setelah itu, bahan tadi akan ditempatkan didalam bentuk loyang serta dibungkus dengan kain.


Namun kebanyakan orang Mongondow membungkusnya dengan Taplak, entah mengapa, tapi mungkin saja ukuran taplak tersebut sesuai dengan wadah yang telah ditempatkan

Potulungaan artinya memberikan pertolongan kepada si penyeleggara pesta.Tujuannya adalah agar dapat meringkankan kebutuhan oleh para penyelenggara pesta tersebut, walaupun kondisi  penyelenggara “se-ada-nya” telah terbantu dengan kebutuhan Potulungan tadi. Mudah-mudahan dan Insyallah kegiatan Potulungan  ini akan terus berlangsung.


Selasa, 14 Mei 2013

Tumbuhkan Jiwa Moposad


Bolaang Mongondow – Sudah lama kata ini tak terdengar lagi, padahal “Moposad” ini merupakan tradisi Bolaang Mongondow (Bolmong)  zaman dahulu yang cukup dikenal, nuansa kekeluargaaan, persatuan dan solidaritas, juga gotong royong warga masyarakat Bolaang Mongondow.

Disaaat tiba musim panen padi (Payoy), pemilik padi tersebut mengundang warga kampong untuk bekerja memanen bersama, orang-orang tersebut yang paling dekat adalah dimulai dari tetangga, jika tiba saat itu, suasana pun berubah menjadi terasa bersahabat, kekeluargaan saat bekerja.

Walaupun kondisi cuaca panas, tak terasa sebab diringi dengan canda dan tawa saat bergotong royong dalam bekerja memanen padi tersebut.

Resiko bagi tuan tanah adalah dengan  siap membuat makanan dan minuman seperti tinutuan untuk dimakan sehabis bekerja.


Seiring berjalan waktu, tradisi ini kian memudar, karena muncul Zaman dimana kesadaran tentang Uang merasuki pikiran manusia sehingga munculah kontrak kerja yang dinamakan dengan “Harian”.
 
Meski tradisi ini telah hilang ditelan Zaman, namun insyallah kedepan tetap harus berada didalam diri setiap warga Bolaang Mongondow. Tugas Inaton (kami) adalah menanamkan kembali jiwa Gotong Royong (Moposad ) itu, pada setiap diri sanubari warga  masyarakat Bolaang Mongondow.
Senyum dan tawa para remaja saat bekerja "baku tulung" disebuah pesta pernikahan

Berbeda dengan contoh lain dimana pada sebuah pesta pernikahan sebelum memasuki resepsi pernikahan, warga masyarakat datang turut hadir untuk mempersiapkan pernikahan tersebut dalam hal ini dinamakan dengan  “ baku tulung” mulai dari awal persiapan, diawali dengan “ Ambe Piring” hingga pembubaran pesta “ Los” yang didominasi para remaja.

Siapa Yang Duluan Lahir, Mongkonai Atau Bolaang Mongondow


"Hanya sekedar share tulisan, minta maaf kalau kita salah menulis hal ini, Tunduon pa,aka no'i tala"

            Bolaang Mongondow - Berbagai usaha dan upaya untuk  mencari historis desa di berbagai sudut Bolaang Mongondow, mengidikasikan bahwa ternyata ada sebuah relasi yang kuat Antara historis desa mongkonai dan  Bolaang Mongondow.
Sumber resmi menjelaskan, bahwa desa mongkonai lahir dari bahasa suku bantik  dengan kata Alu Manai yang arrtinya “Ular Hitam”. Konon katanya Suku bantik menetap di Desa Mongkonai, dan salah satu anak dari kelompok suku tersebut melihat ular hitam hingga dinamai dengan bahasa bantik  “Alu Manai”
Sementara itu, Salah satu pakar sejarah Ariel Joutje Koapaha Paputungan  dalam makalahnya  Sejarah silsilah, dan diaspora Marga paputungan / Makalalag sulawesi utara menjelaskan, Leluhur bantik adalah leluhur masyarakat asli Bolaang Mongondow dimana Punu Mokoludut merupakan leluhur raja-raja bantik.
 
Tugu marlina yang berdiri kokoh di persimpangan  tiga.Mongkonai
Menurut cerita  suku bantik ini pada awalnya berasal dari wilayah sulawesi tengah yang berimigrasi pertama kali diwilayah bolaang mongondow, kemudian mereka ikut dengan pasukan bolaang mongondow , untuk memerangi suku-suku minahasa. Tapi ketika pasukan Bolaang Mongondow dikalahkan oleh pasukan minahasa, mereka tetap tinggal di sekitar teluk menado dan tidak mau kembali ke wilayah Bolaang Mongondow.

Sementara itu suku bantik yang telah mengalami kekalahan mereke berimigrasi ke pulau panimbulrang, disana mereka hidup tentram  namun sayangnya pulau tersebut mengalami bencana sehingga seluruh perkampungan tenggelam dan merekapun menyeberang kembali ke Sulawesi Utara. Hingga kini letak dari pulau tersebut tidak ada yang mengetahui. Dari dasar ini maka menurut saya , Ada kemungkin besar dari penyesuaian Hitoris, dimana  Mongkonai merupakan warga pribumi Asli Sebelum Bolaang Mongondow  .Dua daerah yang lahir dengan suku yang sama.


Senin, 13 Mei 2013

Sang Saka Memudar, Dihalaman Rumah Bupati


Bolaang Mongondow – Bendera sang saka merah  putih di halaman Rumah Dinas (Rudis)  Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong) nampak pudar, hampir  tidak terlihat warna merah dan putihnya, tiang bendera yang sudah  berkarat serta ditutupi tangkai-tangkai pepohonan. 


Bekas Rumah dinas mantan Bupati yang terletak puncak Ilongkow terlihat seperti “Rumah Hantu”. Selain bendera, pemandangan di kompleks rumah dinas itu pun sangat berantakan. Rumput-rumput liar kian meninggi menutupi halaman Rudis tersebut. Pemandangan di kompleks Rudis itu hampir tidak terawat

Jika tidak salah, persoalan bekas rumah dinas ini masih masih menjadi kotroversi kabar terahir pada  tahun 2012, dimana penyerahan aset Bolaang Mongondow (Bolmong) salah satunya rumah dinas ini masih meberikan tanda tanya, milik siapa ?? Semntara para politisi sibuk dengan pesta demokrasi saat ini di kotamobagu.

Sabtu, 11 Mei 2013

Mongkonai Dukung Terbentuknya Provinsi



Kotamobagu – Kelurahan Mongkonai Kecamatan Kotamobagu Barat mendukung penuh terbentuknya Provinsi Bolaang Mongondow Raya (PBMR), Hal ini terlihat dengan berdirinya sebuah baliho disudut lapangan bertuliskan “Kami pemuda dan remaja mendukung terbentuknya pembentukan Provinsi Bolaang Mongondow Raya (PBMR).
Foto : Mu Korompot 

Seperti diketahui bahwa, Proses Pembentukan  Provinsi Bolaang Mongondow Raya hingga kini masih menuai Pro dan Kontra. 
Hal ini juga terlihat dibeberapa Grup Media Social, terdapat perdebatan Argument yang cukup alot terkait dengan pembentukan Provinsi yang direncanakan itu.
Meskipun begitu,  persoalan pembentukan PBMR tersebut harus dan wajib dibentuk mengingat berbagai potensi yang ada serta agar tercapainya kesejahteraan masyarakat Totabuan Bersatu.

Minggu, 21 April 2013

Menjamah Air Terjun Mengkang





Lolayan –Berbagai objek wisata yang terdapat dipenjuru Bolaang Mongondow bisa dijumpai. Bahkan seringkali objek wisata itu terdapat tidak jauh dari seputaran kota maupun kabupaten. Kali ini Tim Insomnia lakukan Expedisi, bertempat  di Desa Mengkang Kecamatan Lolayan. Pada Sabtu (20/03) pagi itu. 

Nampak, keidahanya tidak kalah dengan objek wisata yang sudah terkenal lebih dulu,
Bagi warga setempat sangat jarang air terjun ini dikunjungi, hanya ada beberapa orang dan itupun dari luar daerah saja.  
“Ngoni akan melewati 7 sungai, setelah itu sampai di air terjun” kata Tete Ida sembari menunjuk arah. 


Kondisi medan jalan yang cukup parah menjadikan kita lebih extra hati-hati, jalan yang licin, turun ke sungai, melewati hutan, dan menyelip diberbagai batang pohon. Namun seringkali kita istirahat untuk melihat suasana hutan yang masih perawan itu.


Obyek wisata air terjun ini telah meyimpan potensi wisata yang lebih menarik, serta segarnya suasana dan kelestarian alamya akan menjadikan kita untuk lebih betah, apalagi dengan jernihnya air yang dingin.Selain itu, disudut desa juga terdapat papan bertuliskan penghargaan dari CIDA Award kepada Sangadi (Kepala Desa) mengkang oleh Duta Besar (Dubes) Canada Mr. Mackenze dan berbagai macam penghargaan yang diberikan kepada seluruh warga desa  mengkang.  


Dalam perjalan dari Desa mengkang menuju lokasi Arter diperkiraan untuk mencapai tujuan tersebut  hingga memakan waktu 4 jam. Bagi tim kami, jarak tidak jadi soal, hanya saja, harapan kami harta-harta yang kian tersembunyi harus dicari dan digali hingga nampak dipermukaan, Modal utama dalam expedisi yang bermula hasil dari Kumpul-kumpul dengan kawan-kawan akhirnya berjalan sukses.


Air terjun ini memang masih sangat asing dibenak pengunjung Lokal, selain jaraknya yang cukup jauh, akses jalan dari Desa Mopusi  menuju Desa Mengkang yang sangat parah hanya beraspalkan  kerikil. Entah, apakah persoalan akses jalan yang cukup parah ataukah tidak adanya media, sehingga air terjun tersebut kurang dikenal publik.?!

Air Terjun mengkang  ini terlihat  merana, karena menunggu siapa saja anda yang Menjamah potensi air terjun tersebut.









Kamis, 18 April 2013

Pesta Demokrasi diwarnai baku ”Pololeke”



Gambar internet

Kotamobagu - Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota (Pilwako) Kotamobagu memang cukup membuat kita termenung sejenak. Ratusan tim pemenangan saling menghujat seakan-akan menjadi hal yang biasa ditengah-tengah masyarakat, entah apa yang ada dibenak mereka sehingga persoalan-persoalan kecil pun menjadi bahan “Pololeke” (bahan lelucon), mungkin ini sebagian dari budaya Bolaang Mongondow kita, namun dipesta demokrasi ini, “Pololeke” sangat dan bisa  memicu konflik antara Tim pemenangan.

"TB-Jadi..Tidak Bisa/Tidak Jadi,  Jm..Jelas Mokalah, dan berbagai macam Pololeke yang dilontarkan oleh massa pendukung, Belum lagi dengan sebuah music kampanye yang diputar dengan jarak pos satu dan dua berdekatan, music tersebut akan menjadi bahan lelucon untuk menyerang kubu yang lainya. Senjata pamungkas dari masing kandidat dengan lirik music yang beragam.

Dengan adanya persoalan-persoalan yang terjadi di daerah saya, daerah yang dikenal dengan Sejuk Rapi Aman Sehat Indah (Serasi) ini, seakan akan tak serasi lagi. 
Apalagi dengan jarak Kubu satu dengan yang lainya hanya berdekatan memicu konflik yang cepat, solidaritas dan  persaudaraan membuat jarak semakin renggang. 

Haa..Pesta demokrasi  ini memang selalu diwarnai dengan saling baku pololeke, Hal ini  tentu sangat dekat dengan dunia kriminalitas.  Semua yang ada saling menjatuhkan sementara para kandidat sendiri hanya duduk dan memerintahkan menonton prajurit-prajurit pemenangan mati dimedan perang.

Seperti diketahui bahwa pemilihan walikota dan wakil walikota kotamobagu berlangsung pada 24 juni 2013 mendatang. Kami juga berharap, pemilihan nantinya akan berlangsung bersih tanpa Konflik apapun, dan mudah-mudahan akan melahirkan  sosok pemimpin Religius, Naionalis, dan Romantis..hehehehe. Ingat bahwa Menang dan Kalah adalah wajar dalam  sebuah kontes pertarungan. 


Minggu, 14 April 2013

Harta Yang tersembunyi




Bolaang Mongondow - Kotamobagu seolah tidak pernah kehabisan tempat wisata, selain diberbagai pelosok tempat wisata  seperti pantai lolan, tempat air panas, pulau-pulau, serta danau-danau yang ada, Namun ada juga Air terjun yang masih tersembunyi di pelosok Kota yang dikenal Yondog ini.

Dikelurahan Kobo kecil kecamatan Kotamobagu Timur terdapat sebuah air terjun yang  membentuk  5 tingkatan, Jaraknya pun cukup jauh, dari perkampungan harus memarkir motornya kewarga setempat. Sehingga harus berjalan kaki untuk mencapai tenpat wisata itu,.

Jarak yang cukup jauh dan dikelilingi hutan alam yang cukup lebat, membuat objek ini seolah tersembunyi dari pandangan dan rasa ingin tahu manusia. Meski masyarakat sekitar sudah mengetahui, namun keberadaan air terjun unik nan indah ini baru tereksplorasi publik, beberapa waktu belakangan ini. Dari informasi yang kami himpun tim Expedisi Insomnia, warga setempat mengatakan, pekan lalu beberapa tim dari pemerintah meninjau langsung lokasi tersebut.

“ Minggu lalu,ada pemerintah yang sempat datang disini” ungkap warga setempat.

Keberadaan air terjun itu, ternyata sudah berjalan cukup lama, sudah berlangsung tiga tahun.  “kebanyakan dari luar daerah seperti menado, dan gorontalo” tambahnya sambil menunjuk arah.

Untuk mencapai Lokasi air terjun Pomalingan Kolanan memang cukup sulit, kondisi jalan yang parah, serta tidak adanya pengamanan dipinggiran jalan menuju pesona air terjun tersebut, membuat para pengunjung  harus berhati-hati.

Pesona air terjun ini Pomalingan Kolanan namanya, dimanan lokasi sekitar air terjun,yang  masih sangat alami. Kelihatan sangat jarang dijamah oleh tangan manusia, selain eksotisnya 5 air terjun ini, pengunjung bisa menikmati alam yang masih perawan ini.

Udara yang segar serta gemerincing ranting dan daun pepohonan saat ditiup angin, menjadi sensasi tersendiri bagi yang menyukai kedamaian. Jika ini dipelihara dan jadikan aset untuk pemerintah, maka akan mendapatkan sumber pendapatanan pemerintah serta penghasilan ekonomi warga setempat, 


Selain itu  solidaritas warga Kobo pun terlihat ketika kami melewati sebuah jembatan,
dimana sejumlah warga masyarakat nampak sibuk untuk memperbaiki akses jalan menuju Sebuah Harta yang tersebunyi itu.. Ada banyak harta dibolaang mongondow terutama pesona alam yang tersembunyi perlu untuk dikembangkan.  

Jumat, 12 April 2013

Perang Bendera Di Sudut Kota


Kotamobagu - Ratusan atribut partai politik dipajang diseluruh penjuru kota kotamobagu, selain di pertengahan ruas jalan Trans kota, terpantau juga dibeberapa sudut kampung kotamobagu. Salah satunya dikelurahan mongkonai kecamatan Kotamobagu barat,  

Nampak terlihat sejumlah bendera mulai dari bergambar matahari, Beringin, Bulan sabit, Ka’bah, hingga Banteng. Tak kalah juga dengan ukuran bendera tersebut bervariarisi ada yang seukuran sarung bantal kepala, namun ada juga yang seukuran sprei, blangket dan sebagainya. Disudut kampung itu juga terdapat beberapa masyarakat yang sibuk membuat markas sekelompok tim pemenangan .

Meski pemilihan walikota kota kotamobagu masih jauh namun atribut  dan kesibukan tim pemenganan tersebut, sudah bertebaran diujung pelosok kotamobagu. Pada Jum’at (12/04)

Selasa, 09 April 2013

Kumpulan Hasil karya Fotografi Amatir

Kali ini. saya akan menposkan beberapa foto hasil karya saya,Yaa..mumpung camera baru, ni hasil jepret saya menggunakan camera Fujifilm Finepix HS25 EXR, Mohon kripiknya..

Simulasi Keamanan Polda Gorontalo dalam rangka pemilihan walikota Kota Gorontalo Periode 2013-2018 yang berlangsung ditaman taruna kota Gorontalo 

Serangkaaian simulasi Keamanan  

Ketika saat membebaskan Sandera 

 Bakso menjadi santapan sore itu                    

Hiasan dalam kamar pun menjadi Objek Fotografi 

Bunga-bungaan

 Pemandangan didepan Kos

 Ia tak pernah mengeluh, jejak  yang selalu ku tempu, ia selalu ada untuk ku.
Vega R menjawab semua impian

 Burung Yang sempat menyapa dipagi hari

Gelas-gelas rumah

 Clasik Sepeda

Nampak keunikan Lebah

Suasana pelabuhan Kota gorontalo, baik untuk tempat renungan

Saat Sore itu                                                                 

Crew

Memancarkan Aura Muda disiang Hari

Memperindah objek disaat kupu-kupu itu sempat menghinggap di batang bunga 

Bunga ditepi Jalan
 

Ba gayaaaaa....


Makanan Khas  Bolaang Mongondow, Sekuntum Kuyat Yondog

Sore itu, Hujan mengguyur Kotamobagu

Melewati  Arus air sungai yang deras
Foto Bulan:Gambar ini diambil pada  Senin,(29/04) pukul 23:55. 
Iso 200 Expore time 1/80 Aperture F/6.