Sebuah petikan kalimat yang cukup menginspirasi Yakni
“ Kita berjuang untuk hidup, ataukah untuk hidup kita harus berjuang ” pekikan
sebuah kalimat yang penuh makna.
Salah satu pria keseharianya berprofesi sebagai petani
membuat mata ini terbuka lebar, sesaat
ketika melihatnya melintas didepan
rumah. Saat itu, ketika hujan begitu deras terlintas seorang petani yang
memakai baju kusut, penutup kepala serta
membawa hasil pertanian dengan
bersepeda, tak kenal hujan dan panas ia tetap berjuang demi memenuhi
kebutuhan pribadinya.
Dudung namanya, Pria asal Mongkonai Kecamatan
Kotamobagu barat, berjuang demi memenuhi kebutuhan pribadinya. Tak kenal hujan,
panas, badai Ia tetap harus pergi ke kebun untuk mencari nafkah. Tuntutan hidup
memang mendesak Ia untuk tidak mengenal sakit. Terkadang kita lupa orang-orang
disekitar kita butuh untuk diperhatikan
Sosok seorang yang tekun, bekerja dengan ribuan
benih dan bibit yang berukuran kecil dan luas lahan tentu membutuhkan
ketekunan. Belum lagi mengelola lahan, memupuk tanaman, menjaga dari serangan
hama dan penyakit serta memanen hasil sesuai umurnya tentu juga bukan pekerjaan
asal-asalan.
Ditangannya,
nasib kebutuhan pangan manusia
digengamanya profesi sangat keras bukan hanya memenuhi perut diri, namun
menjamin kebutuhan pokok umat manusia. dititik inilah Dudung sanggup bertahan
demi menjaga misi mulia.
Disi lain sisi dudung yang hanya bertamatan Sekolah
Dasar (SD), hidup dengan kedisiplinan yang sangat tinggi, lihat saja sebelum
ayam berkokok Ia sudah bangun. begitupun seterusnya, Ia berfikir untuk tetap bangun pagi lebih
utama daripada menghabiskan waktu untuk melepas lelah, Hidup dalam kedisiplinan
adalah karakter yang harus melekat padanya. Dudung memang mengajarkan kita
tentang makna dibalik perjuangan hidup ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar