Minggu, 26 Juli 2020

Burung Sapi dan Rumah Pohon di Halaman Rumah

Sore itu, sekira pukul 16 : 00 wita atau tepatnya jam 4 sore, angin berhembus kencang dan hujan mulai rinti-rintik. Seperti biasa,  daerah kami sedang memasuki musim hujan ada yang sampai berhari2 hujan terus, bahkan dikabarkan dikampung2 tetangga sedang dilanda banjir  dan longsor .Insya allah sahabat2,kawan2 dan utat2 dsana diberi ketabahan menjalni musibah ini, semoga semuanya cepat  berlalu dan kembali sedia kala. Amin ya Robal Alamin.   
masih disore hari, meski keadaan cuaca tidak bersahabat saya tetap memaksa untuk naik ke atap rumah, untuk apa? untuk melihat dan mengamati perilaku satwa liar artinya satwa liar yang saya tuliskan disini bukan yang buas tapi liar dalam artian yang tidak dalam sangkar dan bebas dialamnya. 
awalnya saya tidak mengira kalau ternyta pohon yang berada disamping rumah ternyata adalah rumah bagi mereka para burung2 jenis blekok sawah kalau orang daerah saya menyebutknya Burung Sapi. 

saya coba menaiki tangga satu persatu, perlahan-lahan karena memang cukup tinggi kalau memang berada diatap rumah. sesampainya diatas saya berjalan berhati2 sembari melihat bekas paku karena memang tempat berpijak yang paling aman katanya ada dibekas paku karena disitu terdapat kayu yang menjadi penahan beban,,perlahan2 saya coba membuka tripod camera dan mengarahkanya ke arah burung blekok sawah tpi tentu tetap dengan eksta hati karena salah injak sedikit nayawa taruhanya..!! Oww bahasa yang keren..


pukul empat sore itu memang sudah waktunya burung sapi dan kelompoknya pulang ke rumah, sekira satu jam saya berada diatap rumah mengamati perilaku mereka..satu persatu mulai berdatangan ada yg dari jauh langsung menyambar yang lainya, ada yg baru datang tapi saling berebut tempat, ada yang pindah dari tempat satu ke tempat lainya..ya, mereka juga mencari kenyamanan sama dengan mahluk tuhan umumnya..!! Hmmm emangnya ada perasaan yang tak nyaman disni? akh sudahlah..hahaha..


Dari sumber resmi yg saya dapatkan, burung  ini merupakan jenis burung yang berukuran 45 cm, burung ini biasanya dikenal dari sayapnya berwarna putih,belakangnya berwarna hitam serta dadanya berwarna coklat..ciri khas dari blekok sawah ini terdapat di paruhnya yang berwarna kuning dan ujung paruhnya berwarna hitam .
burung ini biasanya hidup sendiri atau dengan kelompok kecil lainya. setiap sore, burung ini akan terbang dengan kepakan sayapnya yang perlahan secara berpasangan atau berkelompok. burung yang akrab dengan para petani sawah ini mampu terbang puluhan kilo dalam satu harinya. mereka memiiki stamina yang kuat.

hanya saja, saat mengamati itu, tiba2 saya terfikirkan entah kenapa mereka memilih pohon yang dihalaman rumah menjadi tempat rumah mereka, apakah pohon2 dan hutan liar diluar sana sudah tak nyaman bagi mereka ? ataukah tempat mereka dialam luar terancam  karena perburuan atau mungkin tidak ada lagi tempat bagi mereka untuk bersarang karena habitat mereka tergerus oleh pembangunan? sama seperti yang barusan saya baca di salah satu website; habitat burung blekok sawah  makin terhimpit terjadi dibandung daerh yang dulunya disebut " kampung blekok " karena banyaknya jenis burung ini yang tinggal disana kini telah hilang populasi karena adanya pembangunan yang memusnakan tempat bersarang mereka..


Kalau memang demikian maka tempat yang paling aman adalah Rumah Pohon dihalaman Rumahku..!!!

Sabtu, 23 November 2019

Pohonku Sayang, Pohonku Malang

     (foto dok : pohon unik dikaki gunung solog)

Siang itu sekira dua tahun lalu, saya melintas dijalan trans provinsi tepatnya didesa solog.
seperti biasa, siapa saja yang melintas diareall persawahan solog akan disuguhkan dengan hamparan sawah,pohon yg rindang dan pemandangan gunung memanjang yang masih terbilang cukup rendah dan mudah didaki,  saya lebih suka menyebut gunung ini sebagai gunung teletabis,kenapa? karena gunung ini beranduk2 ketika melihat dari atas dan hamparan yang hijau.

Dikaki gunung terlihat segerombolan hewan sapi dan para sekawan burung2 berteduh disebuah  pohon yang rindang  unik dan hijau , seolah pohon itu memberikan tempat yang nyaman bagi mereka. Tidak sekedar pohon pada umumnya tapi pohon ini memiliki bentuk yang unik..daun2 melebar  dan dahannya banyak sehingga nampak seperti didunia fantasi.

Tapi sayang, saya baru sadar tepat dimomentum hari pohon sedunia yang disemarakan pada 21 November 2019 pohon itu kini hilang ditebang oleh mereka para cukong2 itu.

" sudah lama pohon ini ditebang" kata warga sembari saya menunjukan foto pohon kepada mereka.Tidak ada yang tau persis kenapa pohon ini ditebang pdahal jika dibiarkan saja tidak juga menggagu aktiftas pekerjaan kalian karena kalau melihat lokasinya tentu sangat jauh dari lokasi penggalian batu2 bahan cement.

     (Foto perayaan hari pohon sedunia, Peluk      erat pohonmu dari tangan2 para penebang) 

Hei kalian sisahkanlah segenggam keindahan untuk anak cucuk kami nikmati..!!!!!!

Minggu, 06 Oktober 2019

KAKI Bagian 3: Toleransi dan Pengetahuan Yang Keren

Jika boleh jujur, di sini ada sedikit kebingungan ketika menerima pesan via WhatsApp dari penulis 1. Bagaimana tidak? Sulit untukku memahami maksudnya yang secara tiba-tiba itu, sambil berkata dalam hati " Entah Apa yang Merasukinya??"😅 Ala lagu yang sedang  viral. Namun, sedikit memberikan Arah saat penulis 2 selesai dengan tugasnya meskipun menurut yang kubaca dia juga agak sedikit kebingungan memahami yang di maksud. ditambah kata-kata pengantar yang tak memberi kesan apa-apa dari penulis 1 itu Wkwkwk...

Sembari bersantai di atas Hammock menikmati udara pantai "Batu Pinagut" Saya mencoba mengingat dalam ingatanku yang mulai payah karna termakan usia, tentang sekumpulan anak-anak di Era tahun 90-an. Kumpulan bocah itu menamai diri mereka (Keluarga Anak Konservasi Indonesia) di singkat KAKI. Memoriku ternyata masih banyak menyimpan tentang masa-masa itu. 

Awalnya mereka sekumpulan bocah yang gemar bermain bola di depan Balai Taman Nasional Dumoga Bone, dari situ mereka bertemu dan sering bermain dengan para POLHUT yang nanti akan mejadi Ustad/guru bocah-bocah itu. 3 orang tersebut para bocah memanggilnya; Mas zainal, Mas Rudi, Mas sulis. Selain ke-3nya ada juga rekan yang sesekali membantu memberikan pengetahuan Bahasa Inggris kepada kami para bocah. yaitu; Kak Jacob dan Kak Jefry meskipun mereka berkeyakinan Nasrani. Rupanya kami sudah mengerti nilai toleransi dan pluralisme sejak usia dini

Agenda keseharian KAKI itu seperti taman pengajian anak pada umunnya. mengaji,menghafal surat pendek, dan sholat 5 kali sehari secara berjamaah. Bertempat di musolah Al-ikhlas belakang kantor Taman Nasional Dumoga Bone. (Kala itu fungsinya hampir menyerupai PONPES). Yang membedakannya dengan pengajian-pengajian yang lain adalah saat Weekend/akhirpekan. Di situ terdapat agenda khusus; bersosial dengan anak2 dari tanam pengajian lain untuk mengadakan lomba kecil, sesekali mengunjungi panti asuhan untuk berbagi, mengenal alam, hewan dan pohon yang dilindungi menggunakan koleksi milik kantor berupa fosil,gambar atau vidio, Menyayi dengan di iringi kak Jacob atau kak jefri, Serta rekreasi. Sungguh masa kanak-kanak yang indah menurutku☺

Hampir lupa dengan sosok Pak Suparman Rais, Dia adalah kepala BALAI Taman Nasional Dumoga Bone. jika tak salah, beliau juga yang memberikan nama (KAKI) ini.
Saya coba mengingat lagi lagu Marsnya yang sedikit saya lupa maklumlah sudah lebih dari 20 tahun lalu. 😅

*Mars KAKI*

Kami anak konservasi indonesia
Tunas harapan bangsa
Siap menggenggam amanat alam pertiwi
Tugas mulia.

Keluarga konservasi indonesia
Perisai rimba raya
Berjuang mempertahakan kelestarian alam
Demi masa depan kita.

Ayo..kawan kita putra negri
Generasi berbakti
Trus berjuang rapatkan barisa  
Lindungi alam ini.

Ayo kawan kita lestarikan
Alam negeri ini
Genggam tangan jalin persatuan
Lindungi alam ini..
Lindungi alam ini..

Kupikir tak yang lebih menyenangkan daripada mengingat kembali masa kanak-kanak kami. karna selain waktu yang tak mungkin  terulang, kita adalah bocah yang "pernah berjaya di masanya" merdeka secara pemikiran dan dalam pemahaman tentang Agama, sosial dan alam. 
Akan selalu menjadi sebuah kesyukuran pernah menjadi bagian daripadanya (Golden memories).
Terimaksih juga kepada Ustad-ustad kami yang salah 1nya telah berpulang kepada sang pencipta kehidupan, (Alm. mas Rudi) semoga mendapat sebaik-baik tempat di sisi ALLAH Subhana Wata'ala..
Kalian telah membimbing juga mengajarkan nilai pengetahuan yang sangat keren. Sampai saat ini masih terpatri dalam diri kami semua para murid-murid kalian 

Alhamdulillah juga kami tetap masih solid seperti waktu itu, meskipun saat ini masing2 memiliki latar belakang yang berbeda. 

Terakhir, Karena ini bagian yang akhir dari proyek penulisan ini maka saya mewakili penulis 1 dan 2  menutup tulisan dengan ucapan Terima kasih kepada seluruh pembaca yang meluangkan waktunya untuk membuka Blog ini meski mungkin dalam keadaan terpaksa atau tidak sengaja terbuka.
untuk metode tulisan ini kami memang mengambil secara acak tidak menjelaskan keseleruhan  peristiwa hanya bagian2 yang sempat terlintas sja. Special untuk Mas Ustad2, Syukur Moanto karena sudah membuka cakrawala berfikir kami disaat itu, tak ada yang kami bisa balas selain doa untuk kalian2.  Wass..!

Jumat, 04 Oktober 2019

KAKI Bagian 2 : Pelopor KAKI


Baiklah, Tooorima kasih Penulis I  atas   pengantar  yang tidak menjelaskan apa-apa itu, namun  cukup menarik sebab  ada satu penggalan kalimat yang bertuliskan era 90an yang kemudian hal tersebut membuat saya berpikir keras, kenapa? Karena diusia yang tak mudah lagi ini harus memutar kembali cerita itu, yang mungkin bukan hanya ada pengalaman disana tapi lebih dari itu “Kenangan” tapi.. Aaahk sudahlah, bukan disitu pointya.

Perkenalan dulu, saya seorang Dosen  di salah satu perguruan tinggi Gorontalo yang disebut sebagai penulis 2. Diperumahan sudut  Gorontalo ini saya disibukan dengan bacaan2 buku bahan ajaran besok pada mahasiswa, tiba2 saya ditelfon oleh rekan lama yang ada di Kotamobagu, yang kini bernama Penulis 1. Dia menawarkan penulisan yang berkesinambungan terkait masalah Keluarga Anak Konservasi Indonesia (KAKI) ini. katanya, ini Proyek penulisan untuk merefleksi kembali ingatan yang lama. Ingat bung “ kita pernah jaya dimasa itu”.  begitu dia menyemangati, Tujuanya memang mulia, sekedar memperkuat silahturahmi dan bernostalgia dengan tulisan, apalagi saat ini muncul penelitian tentang plastic  bahwa meski kita manusia sudah mati dimakan cacing dan  menjadi tulang belulang, sampah plastic tidak bisa terurai.

apakah masalah ini yang akan kita  warisi kepada anak cucu kita ?, tidak..! saya yakin dan percaya inilah salah satu alasan kenapa KAKI pernah dibentuk oleh Mas Ustad2 itu. Kalian Luar biasa Stad..!

Next, Disuatu waktu entah kapanpun itu.. awal kemunculan KAKI ini adalah dipelopori oleh tiga anak muda yang datang dari penjuru nusantara, yang kemudian mendirikan sebuah Taman Pengajian Anak (TPA) Al-Ikhlas, dan merasa senang  dengan kehadiran mereka sebab aktivitas keseharian anak-anak  90an itu dikala sore hari  diisi dengan bermain bola kaki,juga  selingi dengan ikut belajar agama di TPA tersebut. (sebuah kisah yang sulit terulang di era industry 4.0).

Seiring berjalannya waktu mungkin dikarenakan  basic  kelimuan tiga pemuda  yang kami sebut nama mereka dengan Mas Ustad, bukan hanya Agama saja, tetapi konservasi, hutan, pokoknya yang berkaitan dengan Alam, sehingga disetiap akhir pekan kami diajaklah untuk berkun jung  ketempat-tempat dimana Tuhan menampakkan  keindahanNya  yang  disamarkan melalui indahnya pantai dan lautan, serta daerah-daerah pegunungan yang  asri yang dengannya bisa kita temukan ketenangan. Sehingga dengan begitu kita tumbuh danberproses bukan hanya saja belajar  Agama tetapi melalui TPA tersebut, yang sehari-harinya bisa saling bersilaturahim dengan sesama  Manusia  (teman pengajian) sholat berjamaah (Interaksi dengan Tuhan) tapi sekaligus kita diajarkan untuk berinteraksi dengan Makhluk lainnya (Alam) sehingga kami sangat bersyukur di era 90-an walaupun tidak secara langsung namun kita belajar bagaimana hidup menjadi sangat indah dan berbahagia ketika kita mampu menjalin silaturahim dengan sesama Manusia, Tuhan, dan Alam.

Demikian cerita yang mungkin sama seperti penulis  Bag 1 yang tidakmenjelaskan apa-apa maka silahkan dilanjutkan oleh penulis ke 3 Bersambung…

Kamis, 03 Oktober 2019

KAKI Bagian I : Proyek


Asslamualaikum,Wr Wb.

Tabe..!!
Pertama tama saya ucapkan dulu kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas izinnya dan perkenanya sehingga kita bisa dipertemukan dalam tulisan ini.  Tak Lupa pula sholawat dan salam  junjungan Nabi besar Kita Muhammad SAW semoga Rahmat Magfiroh tercurahkan dan mengalir dalam tulisan ini terutama para pembaca budiman,baik hati, tidak sombong dan tentunya rajin menabung amal dan ibadahnya kelak .
Amin Ya Robbal Alamin.

Jadi begini, proyek tulisan ini berdasarkan dari kesepakatan tiga orang penulis mengangkat kisah tentang Kelompok Anak Konservasi Indonesia (KAKI). Sengaja kami mengambil judul proyek ini karena ini yang paling sederhana untuk diulas karena mengisahkan tentang perjalanan pecinta lingkungan diera 90an dulu.

Kami sengaja tidak menyebutkan satu persatu nama si penulis, tapi kami menamakan ini sebagai penulis 1, penulis 2 dan Penulis 3. Sebenarnya ada banya ide judul untuk menulis apalagi saat ini indonesia sedang di gonjang ganjing oleh pihak2 yang tidak bertanggung jawab tentu banya sekali isu2 yang menjadi bahan untuk penulisan, tapi untuk memuluskan niat dan menyederhanakan tulisan ini tanpa berfikir keras sekaligus ini adalah langkah awal  untuk menulis. dari penulis 1,2 dan 3 maka kami sepakat untuk menceritakan kisah perjalanan dulu, barangkali dalam setiap maisng-masing penulis mempunyai kacamata dan kisah sendiri atau bahasa kerenya di “segment” yang mungkin disituasi dan keadaan itu tanpa ada penulis 3 atau mungkin penulis 1 atau bisa jadi hanya ada penulis 1 dan 2.  Sampai sini paham to..?! 

Proyek tulisan ini tidak dikejar waktu (Deadline) tergantung dari masing2 Mod,Kesempatan, dan Keuangan karena tentunya butuh kopi dan beberapa batang rokok Cristal, tapi yang jelas penulis 1 sudah ambil bagian untuk menulis ini. Hehehehe..

Sebenarnya tulisan diatas tidak menjelaskan apa2 hanya sekedar mukadimah angap saja ini sebuah perkenalan kepada kalian yang mungkin saat ini sibuk dgn membaca postinga2 orang di beranda Facebook, atau mungkin sedang saliing tawar menawar di marketplace. Oke sudah dulu awal ini nanti akan dilanjutkan lagi oleh si penulis 2. Bersambung...

Jumat, 16 Agustus 2019

Mengutip Dari Bahasa Buku "Jomblo"

Namanya Chan Ginoga,
Jomblo Sejati dunia Akhirat
(Jomblo karena Azab)
"Ini bukan tulisan saya, ini tulisan kawanku, yang ditujukan untuk teman dan temanya itu juga adalah kawanku yang artinya kawanku itu punya teman,temanya itu adalah kawanku" begitu kira2 om Iwan fals bilang.
berikut kata2 mutiaranya tentang tulisan yang jomblo itu :

"Jomblo" adalah bahasa gaul dari kata "Lajang" bagaimana sejarah lajang bisa menjadi jomblo? Akupun tak paham. Yang pasti, kita hidup di negara yang lucu, yang menganggap jomblo adalah dalam kasta yang lebih rendah, dari mereka yang sudah berpasangan. Padahal, menjomblo tidak selalu menjadi hal yang menyedihkan. Justru sebalilnya, kebanyakan manusia jomblo adalah manusia yang cukup kuat berdiri sendiri; independen. Kata mbah sujiwo tedjo

" jomblo adalah manusia sombong, yang menganggap semua masalah bisa di selesaikannya sendiri"😁

Mereka tidak mau berurusan dengan drama berlebih. Manusia yang sibuk berdikari dan fokus mengejar mimpi. Manusia yang sedang ingin memcurahkan kasih sayang dengan sahabat dan keluarganya. Manusia yang bukan terlalu jelek untuk mendapat pacar, melainkan terlalu keren untuk tergesah-gesah tenggelam dalam hubungan yang salah, yang ujungnya tak sesuai ekspetasi. Bukankah punya pasangan juga tak menjamin seorang menjadi bahagia? Apalagi yang punya lebih dari satu.

Aku percaya bahwa komitmen itu soal ketepatan dan ketetapan. Kalau belum menemukan yang tepat, apa yang harus di paksakan? Maka dari itu, nikmati saat-saat sendiri. Berkomitmenlah saat sudah ada kesiapan, bukan karna alasan kesepian. Ingat saja bahwa akan ada saatnya seorang yang punya pacar putus, akan ada saatnya seseorang yang kuat menjadi rapuh, akan ada saatnya seseorang menjadi jomblo, akan ada saatnya juga seorang jomblo mendapat pasangan.

Bukankah hidup ini serangkaian repetisi? Lantas, haruskah kita takut jatuh hati karna pengalaman patah hati?

Waktu kecil," ngapain ngepel? Nanti juga kotor lagi" jawaban anak ketika orang tua menyuruh membersihkan lantai. Ibu menjawab "ngapain makan? Nanti juga lapar lagi"

Dari sana kita tau, karna baju akan rusak lagi, bukan bererti kita berhenti memakai baju. Karna tubuh akan berbau bukan bererti kita berhenti memakai sabun, karna lapar, bukan keharusan kita berhenti makan. Petik hikmahnya, tuhan hanya memasukan seseorang kedalam hidup kita agar kita belajar, bukan agar kita mengutuk. Dan ingat, tidak semua orang itu sama saja. Kita semua unik, yang berarti akan membuahkan kisah unik. Bahkan, lebih unik dari sinetron atau film Hollywood sekalipun.

Ilam Potabuga alias lalamse 
Penulis Bernama Ilham Potabuga,ia juga seorang jomblo tapi yang satu ini bukan karena azab tapi kerena "hobi"ckup dia dan tuhan yang tau mendefinisikannya.
Ia Lahir di mongkonai (Kurang lebih seperti itu karena saya bukan orang tuanya) untuk urusan tanggal kelahiran silahkan tanya kepada dia siapa tau bisa menjadi angka tepat Singapore .

Pemilik lahan perkebunan coklat,cingkeh dan Jagung. kalau ada yang minat untuk dinikahi silahkan langsung berhubungan Ekkhh hubungi. syaratnya sederhana harus lawan jenis.
Cita2nya mendapatkan Ellie dalam film UP agar bisa diajak menjelajahi dunia.