Minggu, 06 Oktober 2019

KAKI Bagian 3: Toleransi dan Pengetahuan Yang Keren

Jika boleh jujur, di sini ada sedikit kebingungan ketika menerima pesan via WhatsApp dari penulis 1. Bagaimana tidak? Sulit untukku memahami maksudnya yang secara tiba-tiba itu, sambil berkata dalam hati " Entah Apa yang Merasukinya??"😅 Ala lagu yang sedang  viral. Namun, sedikit memberikan Arah saat penulis 2 selesai dengan tugasnya meskipun menurut yang kubaca dia juga agak sedikit kebingungan memahami yang di maksud. ditambah kata-kata pengantar yang tak memberi kesan apa-apa dari penulis 1 itu Wkwkwk...

Sembari bersantai di atas Hammock menikmati udara pantai "Batu Pinagut" Saya mencoba mengingat dalam ingatanku yang mulai payah karna termakan usia, tentang sekumpulan anak-anak di Era tahun 90-an. Kumpulan bocah itu menamai diri mereka (Keluarga Anak Konservasi Indonesia) di singkat KAKI. Memoriku ternyata masih banyak menyimpan tentang masa-masa itu. 

Awalnya mereka sekumpulan bocah yang gemar bermain bola di depan Balai Taman Nasional Dumoga Bone, dari situ mereka bertemu dan sering bermain dengan para POLHUT yang nanti akan mejadi Ustad/guru bocah-bocah itu. 3 orang tersebut para bocah memanggilnya; Mas zainal, Mas Rudi, Mas sulis. Selain ke-3nya ada juga rekan yang sesekali membantu memberikan pengetahuan Bahasa Inggris kepada kami para bocah. yaitu; Kak Jacob dan Kak Jefry meskipun mereka berkeyakinan Nasrani. Rupanya kami sudah mengerti nilai toleransi dan pluralisme sejak usia dini

Agenda keseharian KAKI itu seperti taman pengajian anak pada umunnya. mengaji,menghafal surat pendek, dan sholat 5 kali sehari secara berjamaah. Bertempat di musolah Al-ikhlas belakang kantor Taman Nasional Dumoga Bone. (Kala itu fungsinya hampir menyerupai PONPES). Yang membedakannya dengan pengajian-pengajian yang lain adalah saat Weekend/akhirpekan. Di situ terdapat agenda khusus; bersosial dengan anak2 dari tanam pengajian lain untuk mengadakan lomba kecil, sesekali mengunjungi panti asuhan untuk berbagi, mengenal alam, hewan dan pohon yang dilindungi menggunakan koleksi milik kantor berupa fosil,gambar atau vidio, Menyayi dengan di iringi kak Jacob atau kak jefri, Serta rekreasi. Sungguh masa kanak-kanak yang indah menurutku☺

Hampir lupa dengan sosok Pak Suparman Rais, Dia adalah kepala BALAI Taman Nasional Dumoga Bone. jika tak salah, beliau juga yang memberikan nama (KAKI) ini.
Saya coba mengingat lagi lagu Marsnya yang sedikit saya lupa maklumlah sudah lebih dari 20 tahun lalu. 😅

*Mars KAKI*

Kami anak konservasi indonesia
Tunas harapan bangsa
Siap menggenggam amanat alam pertiwi
Tugas mulia.

Keluarga konservasi indonesia
Perisai rimba raya
Berjuang mempertahakan kelestarian alam
Demi masa depan kita.

Ayo..kawan kita putra negri
Generasi berbakti
Trus berjuang rapatkan barisa  
Lindungi alam ini.

Ayo kawan kita lestarikan
Alam negeri ini
Genggam tangan jalin persatuan
Lindungi alam ini..
Lindungi alam ini..

Kupikir tak yang lebih menyenangkan daripada mengingat kembali masa kanak-kanak kami. karna selain waktu yang tak mungkin  terulang, kita adalah bocah yang "pernah berjaya di masanya" merdeka secara pemikiran dan dalam pemahaman tentang Agama, sosial dan alam. 
Akan selalu menjadi sebuah kesyukuran pernah menjadi bagian daripadanya (Golden memories).
Terimaksih juga kepada Ustad-ustad kami yang salah 1nya telah berpulang kepada sang pencipta kehidupan, (Alm. mas Rudi) semoga mendapat sebaik-baik tempat di sisi ALLAH Subhana Wata'ala..
Kalian telah membimbing juga mengajarkan nilai pengetahuan yang sangat keren. Sampai saat ini masih terpatri dalam diri kami semua para murid-murid kalian 

Alhamdulillah juga kami tetap masih solid seperti waktu itu, meskipun saat ini masing2 memiliki latar belakang yang berbeda. 

Terakhir, Karena ini bagian yang akhir dari proyek penulisan ini maka saya mewakili penulis 1 dan 2  menutup tulisan dengan ucapan Terima kasih kepada seluruh pembaca yang meluangkan waktunya untuk membuka Blog ini meski mungkin dalam keadaan terpaksa atau tidak sengaja terbuka.
untuk metode tulisan ini kami memang mengambil secara acak tidak menjelaskan keseleruhan  peristiwa hanya bagian2 yang sempat terlintas sja. Special untuk Mas Ustad2, Syukur Moanto karena sudah membuka cakrawala berfikir kami disaat itu, tak ada yang kami bisa balas selain doa untuk kalian2.  Wass..!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar