Pertama-tama saya ucapkan dulu,
permohonan izin dan maaf kepada seluruh mahasiswa yang mungkin saja tersinggung
dengan judul ini, namun ingin saya tegaskan bahwa tulisan sederhana ini tidak
menyinggung siapa-siapa baik semua mahasiswa
atau Pomaaarintah. Hanya saja sekedar meluapkan hati dalam kerinduan sebagai
mahasiswa tempo doeloe. Yaa.. sekedar nostalgia saja..xixixixix
Sebelum saya mengajak masuk
pada larutan cerita kenangan mahasiswa tempo doeloe, sya ingin pembaca tau
bahwa saya saat ini sedang mendengarkan lagu-lagu perjuangan, puisi perlawanan,
seperti wiji tukul dan nyanyian mars jaker, satubumi, bumi dan lontar dengan
judul darah juangnya. Hanya dengan begitu tulisan ini bisa mengalir bagai air
begitu saja apalagi ditemani kopi dan rokok cristal beberapa batang. Uuuhhh..
Ok..cukup sudah, kita kembali
ke leptop ekh mahasiswa kece maksudnya, tapi sebelumnya saya kenalkan dulu
siapa mahasiswa kece tersebut..kenalkan dirinya Namanya adalah Moh Fandy berdarah gorontalo tulen, saya tidak
tau pasti beliau satu ini masih kuliah atau sudah wisuda hanya saja semasa
kuliah dulu kita pernah seorganisasi meski kita terbentuk di bangunan yang sama
namun pada akhirnya takdirlah yang memisahkan kita, maaf bung saya wisuda
duluan..hahaha.
Dalam organisasi atau dalam
rapat-rapat internal beliau ini jelas dan komit tentunya karena memang berlatar
belakang aktifis, kalau dalam demo, orasi-orasinya pun sering terdengar lantang
dan merinding, ada kata-kata perlawanan yang dilontarkan seperti “ tunduk
tertindas atau bangkit melawan karena diam adalah sebuah penghianatan, atau
mungkin orasi yang merapatkan barisan massa seperti “kebenaran yang
terorganisir akan dikalahkan oleh kebatilan terorganisir” akh sudahlah..bahasa-bahasa orasi ini biasa-biasa saja kalau didengar sesama kita tapi terdengar
keren kalau didengar oleh adew-adew kampus.. Uuh, itung-itung strategi untuk
merekrut pujaan hati supaya terlarut dipangkuan kakaw. “kalau ada apa-apa,
kakaw pasang badan pa ade” begitu kira-kira bahasa kasarnya..ceeeiileeeee,
superhero men..!!
Beliau ini, saya predikatkan
sebagai mahasiswa kece, keren dan cerdas, kekerenan itu di tunjukan pada saat
kakaw pasang badan saat demo dan kecerdasaanya ditunjukan dalam bahasa-bahasa
orasinya. Sayangnya perjuangan itu belum sampai disitu, belia justru sudah bergirlya
memasuki dunia maya termasuk media sosial. Dalam status-statusnya sering
dianggap cerdas padahal mereka-mereka itu termasuk adew-adew tidak tau bahwa
mereka terjebak dalam buaian kata-kata.
Hati-hati bung fandy, saya teman
lama mu, menulis ini hanya sekedar mengingatkan saja bahwa dalam
tulisan-tulisan facebookmu itu jangan ada lagi kalimat-kalimat yang menjebak
adew-adew. Biarkan mereka berproses dan mencari jati diri jangan kukung mereka
dalam bahasa-bahasamu agar supaya terdengar Kece (Keren Cekali).