Assalamualaikum.Wr.Wb.
Salam Robayat bo Utat.
Tak sengaja saya sempat membuka
sebuah situs dari salah satu anggota Komisi IX DPR Rieke Diah Pitaloka, Yang
juga mempunyai latar belakang Aktris 90an sejak itu.
Tulisan yang terpapar dalam sebuah
Website itu merupakan persepsinya terhadap “Kekerasan Negara”
Membuat saya termenung dan menganggukan kepala.
Ada beberapa hal yang ia tulis,
namun, saya coba untuk memperkecil lagi wilayah maksud dari buku tersebut, diantaranya ada empat kekerasan yang
dibuat/direkayasa oleh sekelompok orang yang mempunyai kepentingan dalam
konflik disebuah negara, diantaranya :
- Represi yang dilakukan secara langsung oleh aparat negara dengan berbagai sarana koersifnya.
Menurut admin : Ini sebuah kejadian atau persitiwa yang memang terjadi
begitu saja. Atas dasar dengan mempunyai fasilitas yang mampu “menakuti-nakuti”
rakyat sehingga sewenang-wenang, bisa membuat gerakan yang radikal oleh pihak aparat, saya
setuju dengan poin pertama.
- Melatih paramiliter menjadi kelompok setia kepada penguasa untuk melakukan tugas-tugas kotor (kriminal) dengan membungkam, mengintimidasi, memeras, meneror. menculik, sampai membunuh.
Menurut Admin : Hal ini tentunya tak
asing lagi ditelinga, kita lihat Hitler dengan Ideologinya, dimana Ia mampu untuk
merebut negara jajahannya hanya dengan memanfaatkan fasilitas militer dan
aparat. Bisa hal yang mungkin ini
terjadi di indonesia, dan mungkin memang terjadi, putar kembali fikiran anda
tentang tragedi tumbangnya sukarno, dan G 30SPKI. Sungguh analisis yang tajam. Saya
setuju dengan poin kedua.
- Melatih para kriminal (preman) untuk melaksanakan proyek insidental seperti kerusuhan, penculikan, atau pembunuhan.
Menurut Admin : Melihat dari
skala indonesia mungkin belum banyak yang mengetahui tentang peristiwa seperti
ini, tapi bukan berarti itu tidak pernah ada, salah satu contoh di daerah
Indonesia bagian Tengah, disebuah daerah dengan semboyan Adat bersendikan Sara dan sara bersendikan kitabulah. Sudah
menjadi hal yang bebas dikalangan masyarakat ,dimana walikota mempunyai
sekolompok orang yang berada di garda depan untuk melawan siapa saja yang
berani membangkang yakni premanisme. Saya setuju dengan poin ke tiga.
- . Menciptakan konflik horisontal antarkelompok masyarakat yang berbeda etnis/agama.
Menurut Admin : Sangat jarang memang
orang bisa membuat rekayasa seperti ini, harus
memerlukan kondisi yang matang tapi apapun itu, namanya kepentingan
semuanya pasti bisa dikorbankan. Tragedi poso, tragedi maluku.
Papua, semuanya bisa jadi hanya rekayasa. Sangat setuju.
Sekian dulu catatan tanpa makna dan analisis yang
bangkung.
Pahlawan tanpa tanda
pengenal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar