Minggu, 03 Februari 2013

Menerobos “Ruang” hanya dengan “waktu 5 menit”



Beberapa hari lalu saya sempat membaca sebuah buku dengan judul “Menaklukan Gunung-memoar pencari tuhan”, awalnya saya membeli buku itu, hanya sebatas pengisi sebuah kesepian yang setiap  hari saya rasakan.


Pulang kerumah, merapikan tempat tidur dengan posisi bersandar dan dialasi bantal ditemani kopi dan beberapa batang Rokok merek Local (Ambang Baru),setelah itu saya mulai membaca buku yang baru kubeli itu, seperti biasa sifat buku yakni beberapa lembaran pertama hanya berbicara tentang mukadiman, lembar perlembar saya baca, tibalah pada lembaran tengah entah halaman berapa, seakan-akan tahu atau mungkin mampu menjawab sebuah pertanyaan yang saya sendiri pun tak tau apa jawabnya..tentang cinta,tentang hidup,tentang tuhan, manusia dan Alam, Hhaa..

Persoalan-persoalan itu berputar difikiran saya entah kenapa, apa mungkin Karena semasa saya ikut organisasi baik extra maupun intra  yang menempatakan posisi pada oposisi dan belajar tentang filsafat dan tidak tuntas sehingga menjadikan saya, “error”.


Setiap kata yang terucap dari saya, akan saya pertanyakan kembali pada hati..entah kenapa??! Seperti hidup didunia perang, serangan bertubi-tubi oleh rasa,pengetahuan,logika membuat Jati diri disudutkan atau tidak pede lagi berucap.

Seiring berjalanya waktu membaca,tidak disangka ternyata waktu sudah berjalan cepat, saya baru sadar bahwa ternyata  Pertanyaan-pertanyaan itu, telah membawa saya berimajinasi tinggi, pertanyaan tinggi , yang dikendarai oleh Buku itu.


Tanpa disadari Buku itu mampu menerobos  Ruang-ruang hati hanya dengan waktu 5 menit saya membaca, sayangnya buku itu, baru saya baca pada bagian tengahnya, jadi maaf saja, artikel ini akan dilanjutkan pada waktu yang akan dating dan kesempatan yang entah kapan,,hehehehehehe..

Salam tabi bo tanob

2 komentar:

  1. Assalamu'alaikum..
    Sy tidak tau, apakah ungkapan saya ini tepat atau tidak..., yang pasti sosok bocah kecil, sedikit jahil namun cukup pandai diantara teman lainnya (pada sebuah musholla kecil)kini menjelma menjadi makhluk dewasa yg pandai mengolah kata sehingga memberi inspirasi bagi pembacanya, dan itu membuat saya bangga padanya...."Sukses Ulimz..."

    BalasHapus
    Balasan
    1. wass
      terimakasih banyak karena sudah mampir dibolg saya yang banya coretan ini. hehe.. Berawal dari guru kecil yang selalu mengajarkan saya bagaimana menjadi seorang yang bijak, mengajrkan bagaimana menjadi individu yang mencintai alam. dan itu sudah terbukti, Alam lah yang mengajrkan saya bagaimana membuat proses itu, Ketika seseorang guru hendak pergi dengan menggapai tujuan mereka. kita pun sadar betapa pentingnya kehadiran mereka disamping kita. sekarang kini tinggal kenangan, ingin sekali rasanya berkumpul sama-sama dengan mereka.

      Hapus