“ Pahit jangan langsung dimuntahkan dan manis jangan langsung ditelan ”.
ITULAH pekikan kalimat inpirasi pegangan hidup oleh salah seorang jurnalis di Bolaang Mongondow (Bolmong), Ya, dialah Zainal Abidin Lantong seorang pria tua yang akrab disapa Tete miti ini kelahiran Motoboi Kecil, 15 juni 1937.
Zaninal Abidin Lantong |
Kotamobagu - Pada tanggal 15 April 1965, beliau menikah dengan seorang wanita berparas mongondow Ibu Suriatin Binol, dari pernikahan tersebut mereka dikaruniai tiga anak, masing-masing dua putera dan satu putri yakni, Drs Zainal Armin Lantong, Rutman Lantong dan Wetty Revianti Lantong.
Semasa hidupnya, Zainal Abidin menghabiskan waktunya dengan selalu berkarya menulis apa saja yang ada disekitar kita, dari profesi sebagai wartawan yang menghantarkan dirinya menjadi seorang penulis buku.
Salah satunya tentang sejarah Kerajaan Bolaang Mongondow (Bolmong), yang mengulas tentang beberapa Eks Praja serta Tradisi Budaya Adat Kerajaan Mongondow, kini buku-buku beliau sudah di distribusikan ke seluruh pelosok sekolah di Bolaang Mongondow (Bolmong) untuk dijadikan pembelajaran bagi siswa dan siswi.
Karinya dimulai sejak beliau menjadi siswa di Sekolah Pendidikan Kemasyarakatan
( SPK ) Negeri Jakarta dimana beliau menjadi Pimpinan Redaksi (PIMRED) Majalah Teratai pada tahun 1957 – 1958. selain menjabat sebagai Pimred beliau juga aktif dalam berbagai organisasi diantaranya ketua Pemuda Muslim Indonesia (PMI) Ranting Motoboi kecil sekaligus menjadi Wakil Sekretaris Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), Dan ketua Lembaga Kesenian Syariat Muslimin Indonesia (LAKSMI). wakil ketua Front Nasional (Sayap PSII), menjadi ketua bidang Majelis Dakwah Indonesia (MDI), ketua seksi Penerangan dan Dokumentasi Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Bolaang Mongondow serta ketua DPC Persatuan Fotografi Indonesia (PFI). Berikut adalah latar belakang beliau :
Pada Tahun 1959 menjadi Pegawai Biro Pembangunan Masyarakat Desa di Pajaetan-Jakarta. Sekaligus ditunjuk menjadi Wartawan perwakilan Surat Kabar Pahlawan Terbitan Menado di Kotamobagu.
Tahun 1968 - 1971 diangkat sebagai Reporter dan Penyiar RRI.
Tahun 1971- 1981 diangkat sebagai Kepala Stasiun Radio Pemerintah Daerah (RPD) Bolaang Mongondow, Tahun 1981-1983 menjadi Mantri Pagar Praja di Bolmong .
Tahun 1983-1985 menjadi kepala Sub Bagian Humas dan Protokol pada bagian umum Kantor Sekretariat Daerah.
1985-1987 menjadi Kepala Bagian Humas Kantor Sekretariat Daerah
1987-1990 menjadi Kepala Bagian Tata Usaha Rsu Datoe Binangkang
1990-1993 menjadi Kepala Sub Bagian Tata Usaha Dinas Peternakan. Setelah memasuki pensiunan pada tahun 1993 itu beliau selalu aktif menulis di surat kabar Majalah Bogani Kotamobagu dan mendapat kartu pers dengan sttus magang dan setelah pensiunan status magang dalam keanggotan Persatuan Wartawan Indonesia
( PWI) berubah menjadi calon anggota (CA). Saat ini, diusia 77 Tahun, Zainal dipercayakan menjadi salah satu tokoh sejarawan Bolaang Mongondow (Bolmong), dan termasuk salah satu pembina Aliansi Masyarakat Adat Bolaang Mongondow (Bolmong), meskipun sudah dimakan Usia namun hal itu tidak akan menyurutkan tekad dan semangat beliau untuk mengabarkan dan membagi informasi tentang Sejarah, Tradisi, Budaya adat Bolaang Mongondow (Bolmong ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar