Selasa, 21 Oktober 2014

Korit dan Daganganya

Siapa yang tidak kenal korit sebuah tempat yang dikenal dengan dagangannya
serta fasilitas hiburan seperti karaoke. Korit ini terletak tepat dipinggir
jalan menuju menado, sebuah tempat yang disediakan umum  bagi para pelintas jalan, terutama para sopir-sopir. Tempat dagangan  ini membentuk satu barisan di sepanjang jalan, selain dagangan makanan-makan ringan para pembeli juga dijamu dengan makanan khas bolaang mongondow yakni wajhi dan dodol, makanan yang dibuat dari  adonan gula merah dan beras pulo serta dibungkus dengan daun woka mempunyai cita rasa tersendiri.  
Jejeran Lapak Dagangan (Foto.Coleksi)  
Selain itu, tempat yang dikenal dengan hiburan 24 jam nonstop itu juga menyediakan fasilitas  karaoke yang tak kalah dengan tempat karaoeke mewah seperti yang ada di toko-toko, meskipun tempat itu masih dalam tergolong sederhana akan tetapi tak pernah mengurungkan niat setiap orang untuk pergi berkunjung menghabiskan kepenatan setelah seharian  bekerja.

Diceritakan, mulanya korit ini berangkat dari sebuah history pada tahun sekitaran 1960an, dimana pada waktu itu lokasi tersebut merupakan tempat persinggahan bagi para kelompok yang melintas, orang yang ingin melintas harus melalui sebuah jembatan kayu, entah kenapa sehingga beberapa dari kelompok itu memilih untuk tinggal sementara yang lainya pergi meneruskan perjalanan, kelompok-kelompok tadi akhirnya berinsiatif untuk membuka dagangan bagi setiap orang melintas di jembatan itu, lama-kelamaan penduduk bertambah dan membangun lagi lapak daganganya. 

“Dulunya lokasi ini hanya jadi persinggahan untuk istirahat, namun beberapa dari mereka memilih untuk membuka tempat jualan disana, lama-kelamaan jadi banyak." Kata Ketua RT Dusun Satu,Mondu Ginoga. 

Korit sendiri berasal dari nama rumput “sorit” karena dulunya tempat itu masih ditimbuni rumput sorid karena dengan pergantian zaman sehingga penyebutanpun terganti dengan nama Korit, Korit ini terletak di Desa Komangaan Kecamatan Bolaang Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), selain itu desa komangan memiliki sepuluh dusun dengan sumber ekonomi dari pertanian, rata-rata penduduk bermata pencaharian sebagai petani.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar