Pagi itu, Senin
(29/12) nampak sejumlah warga masyarakat
meramaikan persimpangan di kelurahan kotobangon tepat disekitar patung Bogani,
beberapa dari mereka ada yang berteriak “Turun-turun” ada pula yang hanya
sekedar melihat dan menertawai, namun kejadian yang menghebohkan hingga menarik
perhatian warga masyarakat tersebut adalah adanya seorang pria yang menaiki
patung yang bersimbolkan jati diri orang
mongondow. Orang-orang mungkin tidak
paham bahwa patung bogani yang berdiri tegak itu punya nilai leluhur yang kuat, berani dan
tegas bukan hanya sebatas patung yang tidak mempunyai makna apa-apa tapi lebih
dari itu patung tersebut adalah identitas melambangkan jati diri orang mongondow.
Dari informasi
yang dirangkum media ini terdapat beberapa asumsi terkait insiden menjelang
akhir tahun tersebut.
Asumsi pertama, Aksi
tersebut dinilai tidak terpuji bahkan ada yang menyebut-nyebut sebagai
penghinaan dan pelecahan bagi orang mongondow, maka pelaku tersebut harus
diadili karena hal itu sudah tentu melecehkan ornag mongondow.
Namun adapula
yang berasumsi bahwa kejadian itu dinilai salah satu bentuk protes terhadap
pemerintah yang sampai hari ini kabar Pembentukan Provinsi Bolaang Mongondow
Raya (PBMR) hanya sebatas surga telinga.
Sementara asumsi
lainya menyebutkan, bahwa sosok pria yang setengah bugil tersebut mengalami
gangguan jiwa sehingga berani memanjat patung Bogani itu.
Namun apapun tujuan pria tersebut
mudah-mudahan saja ini adalah kejadian pertama yang akan menjadi pengalaman dan
pelajaran buat kita orang mongondow pada insiden akhir tahun dan jangan lupa
bahwa bahwa orang mongondow itu adalah orang yang kuat, tegas serta mandiri.