![]() |
Naskah Teater Oleh Z.A.Lantong |
Masyarakat Bolaang Mongondow (Bolmong ) sejak jaman dulu
termasuk tatanan masyarakat yang khas, unik dan memiliki instrumen tradisi yang
patut diapresiasi sebagai aset berharga bagi masa depan orang mongondow. Bahkan
masyarakat suku Mongondow sejak dulu sangat menghormati kaum perempuan, Hal ini
terbukti dengan adanya upaca “Monondeaga”. Menurut Pembina Aliansi Masyarakat
Adat Bolaang Mongondow (Amabom) Zainal
Abidin Lantong dalam sebuah naskah skenario yang pernah di teaterkan di kanca Nasional,
menyebutkan bahwa adat Monondeaga ini diperuntukan kepada seorang wanita remaja
memasuki usia dewasa, ada empat prosesi yang harus dilakukan saat melakukan
acara monondeaga dimulai diantaranya Monayuk, Monobok,Molead dan
Monondeaga. Dalam naskah tersebut diuraikan dimana seorang anak wanita
yang hendak memasuki usia dewasa pertama-tama dilakukan dengan acara Monayuk
atau Tayukan (Dimandikan) semua perlengkapan baik itu bunga harum wewangian di
ramu secara adat setelah itu disiram dan dimandikan kepada sang wanita, disela-sela
acara prosesi pemandian diiringi dengan
musik, lagu dan tari khas mongondow.
Setelah prosesi monayuk selesai masuk pada kegiatan ke dua Monobok atau
pemakaian perhiasan emas kepada sang wanita, salah satunya anting hal dilakukan
agar sang wanita tersebut terlihat cantik, namun sebelumnya prosesi pemakaian
anting ini harus disediakan “Tobok” sebuah piring antik untuk menapung bila ada darah yang menetes. Selesai
monombok dilanjutkan dengan acara “Molead” meratakan Gigi dengan menggunakan
batu hitam. Pada kegiatan terakhir yaitu prosesi “Monondeaga” dimana sang
wanita didandani lalu diangkat dan diarak ke tempat Pintuon, Selama masa
menanti di pintuon itu , ia belajar menyulam dan menenun kain sambil menunggu
kedatangan seorang pemuda yang meminangnya. Kegiatan upacar monondeaga tersebut
kemudian ditutup dengan Puisi (salamat).
Dongka mokisaruma kase kon salamat, salamat.
Salamat kon palot i togi gadi’
Inta nongukud kon adi’kon takit muna no’bali
A nongula nongasi yo’ tonga poigumon kasi
Nobiag don motolisi, bo diya’ don nogapi-gapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar