Siang itu, suasana terlihat ramai
suara gemuruh senjata dan letusan
menggelegar di awan, diringi dengan suara lantang merdeka atau mati.
Nampak terlihat dari ujung, mereka para
pasukan pejuang tentara rakyat yang
tergabung dalam Laskar Banteng
terdiri dari para pedagang,
petani, pemuda pemudi dan sukarela mempertaruhkan jiwa dan raga demi
sebuah kedaulatan dan kemerdekaan Republik Indonesia.
Ketika perang berlangsung, salah satu dari mereka tumbang berlumuran darah
ditembaki peluru dari musuh, beberapa
pejuang laskar menyelamatkan korban dan yang lainya membentuk pertahanan perang
sekaligus melakukan perlawanan dengan bersenjantakan bambu kuning yang diikat
merah putih, Dengan posisi tiarap dibawah desingan peluru para musuh. Mereka
dengan gigihnya menghadapi pertempuran tersebut sampai titik darah penghabisan.
Dalam perang berlangsung itu. Tiba-tiba terdengar suara lantang.
“Kegigihan pejuang ini haruslah dijadikan contoh dan tauladan bagi setiap
generasi muda dalam mengisi kemerdekaan ini. Semangat, tidak mudah menyerah,
bersatu dan rela berkorban haruslah selalu mengiringi langkah generasi muda. ”
Kata salah satu Narator pada sebuah kegiatan Upacara HUT Infanteri yang digelar
dilapangan Kotamobagu. Jum’at (19/12) Siang Tadi. Kisah diatas adalah sebuah ilustrasi cerita
singkat perjuangan Pasukan tradisional orang mongondow yang diberi nama Laskar
Banteng.
Kegiatan upacara tersebut dirangkaikan dengan penyerahan kelapa muda kepada
isnpektur upacara sebagai simbol tugas dan tanggung jawab dari generasi pejuang
kemerdekaan kepada generasi perjuangan selanjutnya. Turut hadir pula Danrem,
Sekretaris Kotamobagu (Sekot), serta seluruh warga masyarakat kotamobagu yang
ikut memeriahkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar