Seiring berjalanya waktu, jumlah warga di pendukuan itu semakin membanyak, para warga lain seperti Tabang, Kopandakan dan Matali mulai berdatangan, Akhirnya para warga yang berasal dari berbagai macam kampung itupun membentuk sebuah wilayah adminitrasi yang diberi nama desa Bungko atau dalam bahasa mongondow Bongko yang artinya bukit. Desa Bungko menjadi desa Definitif pada masa pemerintahan sangadi (Kepala desa.red) Babuyongki Makalalag (1911-1914).
Sejak diresmikan desa bungko maka pada tahun 2011
jumlah penduduk desa sebanyak 1.506 Jiwa yang terbagi menurut jenis
kelamin, laki-laki 681 jiwa dan perempuan 825 jiwa serta memilik luas wilayah
7,25 Km2. Desa Bungko yang masuk dalam Kecamatan Kotamobagu Selatan
(Kotsel), pada tahun yang sama pula warga desa Bungko mendirikan Tugu Monument
Peringatan 1 abad lahirnya desa bungko dari tahun 1911-2011 tepat
disamping lapangan sepakbola.
Monumen peringatan 1 abad berdirinya Desa Bungko |
Adapun masa kepemerintahan atau sangadi
sejak berdirinya Desa Bungko terdapat 26 kepala desa diantaranya, Babuyongki
Makalalag (1911-1914), Uyun Tungkagi (1914-1918), Pajwa hasan
(1988-1922), Djuani mokoagow(1922-1925), Sai paputungan (1925-1929), Tompjud
paputungan(1929-1932), Antena mamonto ( 1932-1938), Losik lobud (1938-1940),
Paka sugeha (1940-1942), Hein mangkat (1942-1944), Arsyad damopolii
(1944-1946), Hi. Tome Gonibala (1946-1948), Simong Paputungan (1948-1949), Hi
Tome Gonibala (1949-1951), Andup T Mokolindat (1951-1953), Paulus Balompampung
(1953-1956), Hi. Tome Gonibala (1956-1958), Laute linu(1958-1959), Karel b
dandi (1959-1961), Hi. Tome Gonibala(1961-1977), Awad tungkagi(1977-1996),
Djana paputungan (1996-1999), Awad tungkagi (1999-2007), Syawal K
Dandi(2007-2008), Asral Impe(2008-2009), dan Saprudin paputungan 2009 hingga
sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar