Selasa, 13 Januari 2015

Danau Moat Cikal Bakal Lahirnya Desa

Desa Moat adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Modayag Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim).  Desa Moat terletak di bawah kaki  Gunung Ambang atau berada dtepat di batas wilayah hutan lindung.
Desa tersebut,  dikabarkan hasil pemekaran dari desa Bongkudai. Diceritakan bahwa pada saat jumlah penduduk di  Desa Bongkudai semakin padat maka sejumlah  kelompok warga Bongkudai memisahkan diri,  sehingga membentuk satu pemukiman berada dikawasan Danau Moat. Seiring berjalanya waktu, jumlah kelompok di pemukiman tersebut semakin banyak,  maka pada tahun 1960 dibawah pimpinan  Sariyan Mamonto pemukiman itu dinamakan Desa Moat, yang diambil dari nama Bahasa Mongondow “Oat” yang artinya “Daratan bekas genangan air”.
Danau Moat
Danau yang berada dikawasan cagar alam Gunung Ambang dengan luas danau  617 hektar (Ha) itu,  adalah cikal bakal lahirnya sebuah Desa moat.
Pada tahun 1967  Mo’at didefinitifkan/ resmikan sebagai Desa yang sah oleh Bupati Un Mokoagow. Saat itu pula mulai dibentuknya kepemerintahan Desa, dimulai dengan  Sangadi Ismail Mamonto (1967-1986), Tawakal Mamonto(1986-1990), Yop Mamonto ( 1990-1992), Madi Mamonto (1992-1994), Ali O Mokoagow ( 1994-1996), Yop Mamonto (1996-2005), Rovier R Panggalila (2005-2009), Asrin Mamonto (2009- Hingga sekarang).
Informasi dirangkum, kondisi sosial yang berada di Desa tersebut, memiliki jumlah penduduk sebanyak 563 orang yang terdiri dari laki-laki 295 orang, Perempuan 268 dan  yang berkeluarga berjumlah 120 keluarga.
Sementara untuk pendidikan, terbagi beberapa kategori yakni, tidak sekolah 58 orang, Tamat Sekolah Dasar 160 orang, Tamat SMP 100 orang dan Tamat SMA 84 orang, dan sarjana hanya berjumlah 8 orang.
 Dari data ini, tentu masyrakat moat masih butuh penyerapan pendidikan serta pembangunan yang masih kurang diperhatikan oleh pemerintah.
Perkebunan Rempah-Rempah
Padahal  Masyarakat Desa Moat memiliki kekayaan hasil bumi yang cukup luar biasa, sebab ditumbuhi berbagai macam jenis sayuran, antara lain Sayur Kol, Bawang Batang, Kentang, Tomat, Soldrey serta berbagai macam tumbuhan rempah-rempah lainya, jenis rempah-rempah tersebut adalah sumber pendapatan bagi warga setempat. “ Biasanya para pemborong dari luar daerah datang disini ambil sayur dengan jumlah yang besar” ujar Asrin Mamonto, Sangadi Desa Moat.
Asrin Mamonto, Sangadi Desa Moat
Bukan hanya itu, bahkan di sekitar Desa Moat juga terdapat Pulau yang diberinama Pulau Libuton. Konon katanya pulau tersebut terdapat makam kuno sepanjang Tujuh meter yang ditumbuhi Batang Cabe dengan ukuran raksasa.
Pulau Libuton
Pinoguman i ajusku kolipod pa, kon pulau tua Oyoun bi in Kuburan molanggo bo pangkoy mareta ta koloben pangkoy bango,”  (Diceritakan ibuku, dulu  di pulau tersebut ada sebuah kuburan kuno yang panjang dan ditumbuhi tanaman rica dan pohonnya sebesar pohon kelapa), cerita Sangadi, rria berumur 40an itu ketika  bersua dengan wartawan di rumahnya. Sabtu (10/01) akhir pekan kemarin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar