Desa Moat adalah salah satu desa yang berada di
Kecamatan Modayag Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim). Desa Moat terletak di bawah kaki Gunung Ambang atau berada dtepat di batas wilayah
hutan lindung.
Desa
tersebut, dikabarkan hasil pemekaran dari
desa Bongkudai. Diceritakan bahwa pada saat jumlah penduduk di Desa Bongkudai semakin padat maka sejumlah kelompok warga Bongkudai memisahkan diri, sehingga membentuk satu pemukiman berada
dikawasan Danau Moat. Seiring berjalanya waktu, jumlah kelompok di pemukiman
tersebut semakin banyak, maka pada tahun
1960 dibawah pimpinan Sariyan Mamonto pemukiman
itu dinamakan Desa Moat, yang diambil dari nama Bahasa Mongondow “Oat” yang
artinya “Daratan bekas genangan air”.
 |
Danau Moat |
Danau yang
berada dikawasan cagar alam Gunung Ambang dengan luas danau 617 hektar (Ha) itu, adalah cikal bakal lahirnya sebuah Desa moat.
Pada tahun 1967 Mo’at didefinitifkan/ resmikan sebagai Desa
yang sah oleh Bupati Un Mokoagow. Saat itu pula mulai dibentuknya kepemerintahan
Desa, dimulai dengan Sangadi Ismail
Mamonto (1967-1986), Tawakal Mamonto(1986-1990), Yop Mamonto ( 1990-1992), Madi
Mamonto (1992-1994), Ali O Mokoagow ( 1994-1996), Yop Mamonto (1996-2005),
Rovier R Panggalila (2005-2009), Asrin Mamonto (2009- Hingga sekarang).
Informasi dirangkum, kondisi sosial yang berada di
Desa tersebut, memiliki jumlah penduduk sebanyak 563 orang yang terdiri dari
laki-laki 295 orang, Perempuan 268 dan yang berkeluarga berjumlah 120 keluarga.
Sementara untuk pendidikan, terbagi beberapa
kategori yakni, tidak sekolah 58 orang, Tamat Sekolah Dasar 160 orang, Tamat
SMP 100 orang dan Tamat SMA 84 orang, dan sarjana hanya berjumlah 8 orang.
Dari data
ini, tentu masyrakat moat masih butuh penyerapan pendidikan serta pembangunan
yang masih kurang diperhatikan oleh pemerintah.
 |
Perkebunan Rempah-Rempah |
Padahal Masyarakat
Desa Moat memiliki kekayaan hasil bumi yang cukup luar biasa, sebab ditumbuhi
berbagai macam jenis sayuran, antara lain Sayur Kol, Bawang Batang, Kentang, Tomat,
Soldrey serta berbagai macam tumbuhan rempah-rempah lainya, jenis rempah-rempah
tersebut adalah sumber pendapatan bagi warga setempat. “ Biasanya para
pemborong dari luar daerah datang disini ambil sayur dengan jumlah yang besar”
ujar Asrin Mamonto, Sangadi Desa Moat.
 |
Asrin Mamonto, Sangadi Desa Moat |
Bukan hanya itu, bahkan di sekitar Desa Moat juga
terdapat Pulau yang diberinama Pulau Libuton. Konon katanya pulau tersebut
terdapat makam kuno sepanjang Tujuh meter yang ditumbuhi Batang Cabe dengan
ukuran raksasa.
 |
Pulau Libuton |
“Pinoguman i ajusku kolipod pa, kon pulau tua Oyoun bi in Kuburan
molanggo bo pangkoy mareta ta koloben pangkoy bango,” (Diceritakan ibuku, dulu di pulau tersebut ada sebuah kuburan kuno
yang panjang dan ditumbuhi tanaman rica dan pohonnya sebesar pohon kelapa), cerita
Sangadi, rria berumur 40an itu ketika bersua dengan wartawan di rumahnya. Sabtu
(10/01) akhir pekan kemarin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar