Siang Itu, sang matahari memancarkan sinarnya sepertinya ia ingin menghangatkan beberapa tiang dan papan yang tampak tua dan keropos. Dibawah sinarnya matahari berdiri rumah panggung yang tua lingkungan yang hangat, sunyi dan sepi, beruntung karena masih ada kicauan burung yang menghibur bangunan tua itu.
|
Rumah Milik warga kopandakan, Djuniaty Saini Palakum |
Didepan rumah panggung itu nampak sepeda dan anak kecil asik bermain mengayuh sepeda berputar mengilingi halaman rumah sembari menyanyi.
Badan rumah itu dibuat dengan papan serta memiliki tangga yang mulai rapuh dua tangga lainya terdapat dibagian depan rumah yang letaknya disamping kiri dan kanan. diruang tengah juga masih memakai alas lantai yang terbuat dari rotan (patang). Sementra dibelakang bagian dapur berdidingkan bulu yang dibelah dan dianyam .
Seperti Rumah panggung pada umumnya, rumah panggung di Bolaang Mongondow (bolmong) juga berbentuk persegi empat yang memanjang kebelakang. Atapnya seng, tiang-tiang penyangga memiliki tinggi sekitar satu meter. Sementara dua tangga berada didepan bentuknya menjulur dari samping.
Rumah Panggung tua itu adalah milik Djuniaty Saini Palakum, seorang perempuan berparas cantik yang hidup sendirian. Rumah panggung miliknya dibangun sejak Tahun 1926, meskipun bangunan itu sudah tua namun dirinya masih tetap menjaga keaslian bangunan tersebut,“Saya ingin merawat Rumah ini”.ata Djuniaty yang biasa disapa Ka Ap itu. Rumah itu terdapat di sudut Bolmong tepatnya di Desa Kopandakan Dua Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong).
di Bolmong sendiri masih banyak ditemui rumah panggung yang tersebar dan dipertahankan sebagai identitasnya, di Mongkonai misalnya terdapat Rumah panggung yang dihiasi bunga-bunga dan pohon sehingga nampak indah dimata.
|
Salah satu rumah panggung di mongkonai, rumah tua ini milik Nene mariati Limpaton dan Tete Manan Paputungan
|
Nene Mariati Limpaton dan tete Manan paputungan, salah satu pemilik rumah tua yang ada di mongkonai kecamatan kotamobagu barat, diceritakan rumah mereka dulunya masih menggunakan atap rumbia dan masih menggunakan tiang peyangga dari kayu, namun banyak juga rumah panggung milik warga yang sudah direnovasi, alasanya supaya fondasinya kuat “rumah ini dibangun waktu tahun 1908, so tua jadi so ganti beton” Kata Nene Mariati berusian 63 tahun itu.
Sementara itu, Di beberapa tempat juga masih kita jumpai salah satunya didesa kopandakan satu, sayangnya rumah panggung tua itu sudah tidak terrawat, dinding yang mulai hancur dan halaman yang tidak terurus. “ Rumah ini so lama tidak tinggal akan” ujar salah seorang warga kopandakan satu.
|
Sala satu rumah panggung yang tak berpenghuni lagi |