Bolaang Mongondow Raya (BMR). Momentum 17 Agustus sepertinya tidak lagi bermakna bagi para korban banjir. tidak ada hormat, tidak ada suara nyanyian hari kemerdekaan yang menggema di lokasi itu. Anak-anak yang biasanya meramaikan lomba pun tampak diam, membisu seolah menyadari nasib mereka kini.
Bagi warga Desa Mengkang, Hari Kemerdekaan 17 Agustus kali ini adalah hari dimana perjuangan dan perlawanan itu dilakukan dengan berjuang melawan banjir bandang, menolong sesama mereka disana mereka meyakini bahwa bencana banjir tersebut adalah ujian dimana musibah yang menimpa mereka adalah perjuangan yang sesungguhnya.
“Jujur disaat yang lain merayakan justru kami diuji dengan apa itu makna kemerdekaan, tapi kami iklas kami yakin kami tidak sendri”
Kata pria tua warga mengkang, Adrianus Ch Manoppo ketika media ini bertandang dirumahnya. Semoga saja apa yang terjadi hari ini ada hikmanya dikemudian hari.amien
Sebelumnya, curah hujan yang semakin tinggi sejak Selasa (12/08) lalu hingga kini Selasa (19/08) Mengakibatkan sejumlah desa di wilayah BMR di terjang banjir bandang salah satunya di Desa Mengkang Kecamatan Lolayan yang cukup parah. Banjir bandang tersebut menyapu 12 rumah milik warga setempat, serta ternak milik yang hanyut dibawah banjir. Akibat banjir tersebut diprediksi kerugian mencapai miliaran rupiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar